Seharusnya, fiksi PKB menguasai medan. Sebab jumlah anggotanya 24 orang, dari PKB sembilan orang, PDIP tujuh orang, ditambah PAN dan PPP masing-masing empat orang.
Sebaliknya, koalisi kedua hanya didukung 22 orang terdiri dari PD tujuh orang, PG enam, FPKNU lima, dan F Hati Nurani Keadilan Buruh empat orang.
Wakil ketua dewan dari FPDIP Hadi Kusono menduga ada anggota FPPP yang mbalelo. Praktis, saat dilakukan pemilihan pimpinan komisi A dan komisi C, koalisinya kalah dengan komposisi lima dibanding enam. “Itu di luar prediksi kami, sebab saat ketemu ketua fraksinya, ia komitmen akan mengancam sanksi anggota yang mbelot. Eh, nyatanya terbukti,” kata Ketua DPC PDIP Gresik itu.
Untuk perebutan posisi komisi B dan D, terjadi deadlock. Berkali-kali dilakukan lobi, ternyata hasilnya tetap enam-enam. Berdasar pengalaman kekalahan saat pemilihan komisi A dan C, membuat ketua FPKB, FPDIP, dan FPAN, meminta anggotanya walkout. Sedangkan FPPP yang melakukan walkout hanya satu orang. Bahkan, Ketua DPRD Zulfan Hasyim dari FKB dan Wakil Ketua DPRD Hadi Kusono juga ikut walkout. “Saya walkout karena fraksi minta melakukan itu. Jadi saya lebih tunduk ke fraksi, karena yang mengutus saya adalah fraksi,” kata Zulfan Hasyim.
Kendati begitu, Zulfan mengaku tetap menghormati hasil keputusan tersebut dengan meminta sekwan membuat hasil keputusan paripurna untuk disahkan.
Ketua DPC PD H Samwil mengaku senang dan bangga fraksinya bisa menguasai alat kelengkapan dewan. “Saya bangga dengan teman-teman di fraksi, yang berjuang sesuai arahan saya,” ujarnya.(surya)