Tidak terasa bulan Ramadhan 1445 hijriah akan berakhir dan sebentar lagi kita akan memasuki bulan Syawal 1445 Hijriah. Hampir sebulan penuh atau selama tiga puluh (30) hari kita menjalankan perintah puasa sebagai bentuk ketaqwaan kita terhadap Allah SWT seperti yang tertulis dalam surat Al Baqarah ayat 183 “Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba ‘alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba ‘alallażīna ming qablikum la’allakum tattaqụn” Yang artinya Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Salah satu bentuk ketakwaan kita terhadap perintah puasa adalah menahan diri dari segala yang membatalkannya. Puasa dilakukan mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, termasuk tidak makan dan minum selama lebih dari 10 jam. Dengan kondisi seperti itu, ternyata tubuh mempunyai kemampuan untuk beradaptasi sehingga meskipun dalam keadaan tidak makan dan minum lebih dari 10 jam selama sebulan atau selama tiga puluh hari, tubuh melakukan suatu pekerjaan yang dinamakan Autophagy.
Apa itu Autophagy? Apa itu manfaat autophagy? Sepertinya autophagy sangat tidak familiar di telinga kita dan memang iya karena istilah ini jarang digunakan dimasyarakat. Kata autophagy berasal dari kata Yunani “auto” berarti “diri” dan phagein berarti “makan”. Dengan demikian, autophagy menunjukkan “makan sendiri”. Konsep ini muncul selama tahun 1960-an, ketika para peneliti pertama kali mengamati bahwa sel dapat menghancurkan isinya sendiri dengan membungkusnya dalam membran, membentuk vesikel seperti karung yang diangkut ke kompartemen daur ulang, yang disebut lisosom, untuk didegradasi.
Autophagy mengontrol fungsi fisiologis dalam tubuh di mana komponen seluler perlu didegradasi dan didaur ulang. Autophagy dapat dengan cepat menyediakan bahan bakar untuk energi dan blok bangunan untuk pembaruan komponen seluler, dan oleh karena itu penting untuk respons seluler terhadap kelaparan dan jenis stres lainnya.
Autophagy dapat menghilangkan bakteri dan virus intraseluler yang menyerang. Autophagy berkontribusi pada perkembangan embrio dan diferensiasi sel. Sel juga menggunakan autophagy untuk menghilangkan protein dan organel yang rusak, mekanisme kontrol kualitas yang sangat penting konsekuensi untuk negatif dari menangkal penuaan.
Tahun 2016 seorang Yoshinori Ohsumi, peneliti Jepang, memenangkan penghargaan Nobel dalam bidang Physiology of Medicine. Riset tentang konsep Autophagy yang diimplentasikan dalam bentuk puasa. Konsep autophagy adalah, ketika tubuh seseorang lapar, maka sel-sel tubuhnya pun ikut lapar dan akan memakan sel-sel dirinya yang sudah tidak berguna lagi atau sel-sel yang telah rusak (sel mati) agar tidak menjadi sampah dalam tubuh yang bisa membahayakan tubuhnya.
Dengan kata lain bahwa tubuh orang yang berpuasa akan membersihkan dirinya sendiri. Dalam jangka waktu lebih dari 10 jam, maka tubuh akan membentuk protein yang khusus yang disebut autophagisom di seluruh bagian tubuh. Autophagosom tersebut bisa dianalogkan sebagai suatu sapu raksasa yang mengumpulkan sel-sel yang tidak berguna (sel-sel mati) dan ternyata juga sel sel lain yang membahayakan tubuh, seperti: sel kanker dan sel berbentuk kuman (virus atau bakteri) penyebab penyakit, lalu protein autophagisom tersebut menganalisanya dan memakan sel-sel berbahaya tersebut.
Dari hasil riset di atas dengan segala kebermanfaatanya bagi tubuh, sangat disayangkan apabila sistem fisiologi pada tubuh yang berbentuk autophagy ini kemudian kita ubah kembali lagi kepada pola hidup kita sebelum puasa di mana kita lebih banyak mengkonsumsi jenis makanan yang banyak mengandung gula, garam, lemak, atau makanan dan minuman yang manis, asin, dan berminyak.
Makanan dan minuman yang disediakan oleh keluarga atau kerabat kita ketika merayakan Idul Fitri 1445 Hijriah tentunya sangat menggugah selera dan sayang apabila untuk diabaikan. Namun sebagai bentuk tindak lanjut kita dalam menjaga ketaqwaan kita pada Allah SWT seyogyanya kita tetap menjaga kesehatan dan kondisi badan. Sesunggahnya Allah SWT bersama dengan orang orang yang mampu menjaga hawa nafsunya.
Selamat merayakan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah Mohon maaf lahir dan batin. Dan semoga Allah SWT mempertemukan kita kembali di bulan Ramadhan selanjutnya Aamiin aamiin yaa Rabbal al aamiin.
Penulis: Bening Satria Prawita Diharja