Kabargresik.com – Hari pekerja Indonesia (Harpekindo) dan HUT Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) ke 45 tahun dirayakan secara sederhana oleh para pekerja di Gresik dengan potong tumpeng.
Bertempat di ruang serba guna Balai Latihan Kerja (BLK) Jl Proklamasi Gresik tasyakuran para pekerja dihadiri 259 orang dari anggota serikat pekerja yang tergabung di Konfederasi SPSI Kab Gresik.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua DPC Konfederasi SPSI Kab Gresik Ali Muchsin dalam sambutannya mengatakan bahwa tugas bersama semua stekholder di Gresik untuk mensingkronkan Gresik yang sekarang menjadi
Kota industri dengan kota santri.
“Sampai hari ini belum ada formula yang tepat bagaimana kota santri ini yang sekarang bermetamorfosis menjadi kota industri tetap tidak meninggalkan kultur kota santri” ujar Ali Muchsin dalam sambutannya.
Selain itu, komunitas pekerja di Gresik juga masih punya pekerjaan rumah terkait Upah Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK) yang sampai saat ini di Gresik belum ada.
“Kita Konfederasi SPSI mendorong terus untuk adanya UMSK di Gresik,” tegas Ali yang perna menjadi buruh pabrik di Maspion.
Ali juga menyinggung UU nomor 8 tahun 2016 yang mewajibkan setiap lembaga baik pemerintah maupun swasta untuk memberikan hak bekerja bagi penyandang disabilitas.
“Pemerintah dan swasta harus tunduk pada undang-undang, Pemda dan BUMN serta perusahaan swasta harus menunjukkan kalau kita taat undang-undang. Beri akses kerja bagi mereka yang menyandang disabilitas,” pinta Ali.
Sementara itu, Ali Muchsin juga kenyoroti kelemahan yang terjadi dengan tingginya UMK di Gresik.
“Selain kita bersyukur UMK kita tinggi, namun menimbulkan masalah baru, UMK yang tinggi menjadikan sasaran para pencari kerja dari luar daerah masuk ke Gresik, akibatnya pekerja lokal terkikis, ” keluh Ali pria kelahiran Lubuklinggau ini.
Untuk mampu bersaing, pekerja lokal harus mengupdate dirinya dengan skill dan produktivitas kerja. Selain itu pemerintah daerah juga harus mampu memproteksi agar luberan pekerja luar daerah bisa diminimalisir.
Sementara itu sebagai penutup acara dihadirkan Ust Zakaria Al Anshori dari Kebomas.
Zakaria dalam tausiyahnya meminta para pekerja untuk mensyukuri apa yang didapat selama ini.
Seperti tagline hari pekerja tahun 2018 yaitu saatnya pekerja sejahtera, Zakaria menerangkan kesejahteraan itu tidak berbanding lurus dengan hasil dari pekerjaan formal kita.
“Saya tiap bulan hanya membawa uang 1juta setelah dipotong ini, itu, tapi Allah mensejahterakan saya dengan tambahan rezeki dari yang lain, seperti saat ini saya diundang disini,’ ujar Zakariah yang seorang guru tersebut.
Turut hadir dalam tasyakuran tersebut ketua K-SPSI Jatim Sutrisno.
Saat ini Konfederasi SPSI Kab Gresik mempunyai 30 ribu anggota dari 150 ribu pekerja formal yang ada di Gresik. Mereka dari 75 perusahaan di Gresik. (Tik)