Kabargresik.com – Sebagai kota yang punya iklim panas, Wilayah Kabupaten Gresik cocok untuk budidaya tembakau. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pertanian Gresik Agus Djoko Waluyo kepada Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkab Gresik Suyono pada Kamis, (04/12/2017) dikantornya.
Dari sisi ekonomi, menanam tembakau lebih untung dibanding menanam komoditas yang lain. “Misalnya kalau dibandingkan dengan menanam padi hasilnya lima banding dua, yaitu lima untuk tembakau dan dua untuk padi. Hasil itu didapat apabila panen keduanya dapat menghasilkan panen maksimal” papar Kadis Pertanian Kepada Kabag Humas Suyono.
Secara historis wilayah Kabupaten Gresik memang pernah menjadi sentra perkebunan tembakau. Perkebunan penghasil tembakau seluas 500 Ha dulu menyebar di beberapa wilayah Gresik bagian Selatan yaitu di Kecamatan Wringinanom, Balongpanggang, Benjeng dan kecamatan Menganti.
Keadaan inilah yang kembali digagas oleh pihak Dinas Pertanian Gresik untuk mengembangkan tembakau agar menjadi salah satu komoditas pertanian di Gresik sebagai diversifikasi tanaman pangan.
Tentunya budidaya tanaman tembakau yang akan dilakukan berbeda dengan budidaya yang sudah pernah ada. Baik dari sisi perencanaan, perlakuan serta jenis tembakau yang akan ditanam yang juga berbeda dari jenis tembakau yang pernah ada di Gresik sebelumnya.
“Kami mulai menjajagi untuk menanam tembakau jenis virginia yang secara ekonomis harganya lebih mahal dibanding jenis tembakau lokal yang selama ini dibudidayakan di Gresik. Kami telah menentukan delapan titik areal di dua kecamatan yaitu kecamatan Balongpanggang dan Kecamatan Benjeng” tandas Agus Djoko Waluyo kepada Suyono.
Dengan menggunakan Dana bagi hasil cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Pihak Dinas Pertanian sudah mengadakan Analisa kesesuaian lahan dengan komoditas tembakau virginia. Setelah uji tanah yang dilakukan pada tahun 2017 pada 20 titik lahan. Ternyata yang cocok hanya ada di 8 titik (desa) di 2 wilayah Kecamatan yaitu Balongpanggang dan Benjeng.
Sesuai penelitian Dinas Pertanian, 8 desa yang cocok yaitu, 3 desa di Kecamatan Benjeng pada desa Lundo, Desa Sirnoboyo dan desa Sedapurklagen. Sedangkan di Wilayah Kecamatan Balongpanggang terdapat di 5 desa yaitu, Desa Wotansari, Desa Sekarputih, Desa Jombangdelik, Desa Brangkal dan desa Dapet.
Pada lahan uji coba yang akan dimulai pada tahun 2018 ini, Dinas Pertanian Gresik menyiapkan lahan sekitar 1,5 Ha dengan melibatkan 75 orang petani tembakau. “Kami sudah memberikan penyuluhan kepada para Petani tembakau tersebut. Yang jelas ada perlakuan berbeda terhadap tenaman tembakau ini disbanding komuditas tanaman lain” katanya.
Tanaman tembakau yang bisa dipanen setelah 6-7 bulan ini harus ditanam pada musim kemarau. Dipastikan mulai ditanam sampai panen tidak turun hujan. Tentu saja tanaman tembakau sangat anti dengan pestisida.
Tentang penjualan hasil panen, pihak Dinas Pertanian Gresik sudah memastikan akan dibeli oleh pengepul tembakau. “Saya sudah melakukan kesepakatan awal dengan seorang Ketua Asosisasi Petani Tembakau Jawa Timur untuk membeli hasil panenan tembakau virginia Gresik” papar Agus Djoko Waluyo.
Sementara Kepala Bagian Humas dan Protokol Suyono menyambut baik adanya budidaya tembakau di Gresik. Apalagi budidaya Tembakau untuk petani Gresik ini didukung oleh Dana bagi hasil cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). “Dari sisi ekonomi, menanam tembakau lebih untung. Dengan demikian, maka kesejahteraan petani akan meningkat seperti yang diharapkan oleh Bupati Gresik Dr. Sambari Halim Radianto” kata Suyono. (ADV/tik)