Lolos dari fase grup dengan torehan 2 kali kemenangan dan satu kali kekalahan menempatkan timnas U-23 Indonesia sebagai runner up mendampingi timnas U-23 Qatar yang berhak menjadi juara grup untuk melaju ke fase knock out selanjutnya. Di laga perempat final timnas U-23 akan menghadapi timnas U-23 Korea Seatan di turnamen sepakbola terbesar dan bergensi di benua Asia ini.
Kesuksesan timnas U-23 Indonesia tak lepas dari penampilan cemerlang para punggawa garuda muda yang bermain Spartan selama pertandingan sebut saja Ernando Ari, Marceline Ferdinan, Witan Sulaiman, Pratama Arhan, Ivan Jenner, Rafael Struick, Justin Hubner, Nathan Tjoe Aon serta punggawa garuda muda lainnya. Namun yang menarik perhatian publik sepakbola Indonesia tentu saja sang kapten kesebelasan Rizky Ridho.
Pemuda kelahiran Surabaya 22 tahun silam ini mempu tampil lugas dan cemerlang mengawal pertahanan timnas U-23 dalam menghalau serangan tim lawan selama 2×45 menit. Saling bahu membahu bersama Muhammad Ferari dan Komang di lini pertahanan menjadikan Rizky Ridho tampil Spartan sepanjang pertandingan.
Selain tampil cemerlang diatas lapangan hijau, mahasiswa Program studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Surabaya ini juga mempunyai akhlakul karimah di dalam lapangan maupun diluar lapangan, sehingga cocok sebagai role model dakwah kultural di era saat ini. Salah satu contoh sederhana, disetiap pertandingan yang dilakoni Rizky Ridho baik itu agenda timnas maupun di klub nya Persija Jakarta ketika melakoni pertandingan BRI Liga 1, Rizky Ridho selalu minum sambil duduk.
Dari Anas Bin Malik Radhiyallahu’anhu, ia berkata,
امءاق لجرلا برشي نأ ىهن هنأ ملسو هيلع الله ىلص ىبنلا نع
“Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau melarang seseorang minum sambil berdiri.” Qotadah berkata bahwa mereka kala itu bertanya (pada Anas), “Bagaimana dengan makan (sambil berdiri)?” Anas menjawab, “Itu lebih parah dan lebih jelek.” (HR. Muslim no. 2024)
Dari hadits di atas kemudian diperkuat dengan kajian medis yang termuat dalam jurnal penelitian dan karya ilmiah yang berjudul “analisis hadits larangan minum berdiri dalam kesehatan” yang ditulis oleh Amelia Nursyifa, Dinda Ayu Ramadhani Putri dan Maulidia Khairada Amalia dari Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Indonesia 6 Desember 2023. Minum dengan berdiri dapat mengganggu sistem pencernaan, perut kembung, dan lain sebagainya. Dari situ maka kita harus membiasakan makan dan minum sambil duduk untuk menghindari berbagai penyakit yang terkait. (Arrochman dan Chotimah, 2022). Minum sambil berdiri akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus dan menabraknya dengan keras pula. Jika hal ini terjadi berulang-ulang dalam waktu lama, maka akan menyebabkan melar dan jatuhnya usus, dan hal ini dapat menyebabkan disfungsi pencernaan.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Higgins tahun 1914 dan diterbitkan dalam salah satu artikel pada American Journal of Psychology (AJP), menggambarkan tentang hubungan antara makanan, postur, dan faktor-faktor yang menyebabkan naiknya tekanan CO2 dalam alveoli pada manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi berdiri, duduk, dan berbaring akan menghasilkan tekanan CO2 hasil metabolisme makanan yang tinggi. Dalam jumlah tinggi, tekanan CO2 akan mengakibatkan dyspnea, acidosis, dan penurunan tingkat kesadaran (Fakhruddin, Hariadi, Adjie, 2023).
Baca Juga:
Penulis Buku ‘Best Seller’ Ahmad Rifa’i Sebarkan Virus Menulis di Smamsatu
Dalam sebuah literasi yang juga didapat, Tradisi makan dan minum dengan posisi duduk juga merupakan warisan budaya dari leluhur bangsa Indonesia. Masyarakat pada zaman kerajaan Kutai makan dan minum dengan posisi duduk bersila. Makan dengan duduk bersila secara teratur dapat membuat tubuh lebih fleksibel dalam jangka panjang. Makan dan minum dengan posisi bersila akan membantu jantung memiliki sirkulasi darah karena bisa dengan mudah dipompa melalui jantung ke semua organ yang dibutuhkan untuk pencernaan. (Yusantika, 2023:23).
Dari literasi hadits dan kajian medis yang sudah penulis paparkan diatas, sudah sejalan dan selaras dengan apa yang kita lakukan sebagai guru atau pengajar yang berdakwah di seluruh Amal Usaha Muhammadiyah. Memang dakwah yang dilakukan tanpa melalui mimbar sholat jumat, tanpa melalui kajian majelis majelis, namun melalui pendidikan karakter tiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah Muhammadiyah mulai dari SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan Universitas dakwah kultural dapat di lakukan, seperti hal nya yang dilakukan oleh Rizky Ridho kapten timnas U-23 Indonesia.
Seperti Hal nya disampaikan oleh Ketua Lembaga Pengembangan Olahraga (LPO) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Gatot Sugiharto pada suatu kesempatan didepan pegiat seni dan olahraga Muhammadiyah Jawa Timur. Menurutnya, Pembinaan melalui Kelas Khusus Olahraga di berbagai sekolah Muhammadiyah yang ada di Jawa Timur, dapat digunakan sebagai barometer pembinaan olahraga nasional. Sehingga sangat penting dilakukan karena tujuannya tak lain dan tak bukan untuk dakwah melalui olahraga.
Dakwah kultural yang dikembalikan pada Al-Quran dan Hadits saat ini perlu masif dilakukan karena semakin berkembangnya teknologi dan perkembangan zaman. Dakwah kultural Muhammadiyah dimaksudkan sebagai upaya untuk memahami dan menggunakan potensi-potensi kultural masyarakat Islam sebagai wahana untuk menanamkan Islam yang membumi, yakni Islam yang bisa merubah potensi menjadi gerak kemajuan.
Dengan jumlah penduduk yang mendominasi di Indonesia, generasi millennial dan generasi Z yang mahir dalam bidang olahraga dan seni perlu role model dakwah yang luwes dan tidak kaku namun masuk ke rongga terdalam masyarakat.
Penulis: Bening Satria Prawita Diharja