kabargresik.com First Prilling Produk Urea Pada Proyek Ammonia-Urea (Amurea) II PT Petrokimia Gresik (PG) berjalan lancar kemarin, Minggu (20/5). Aktivitas ini sengaja dilakukan bertepatan dengan Peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2018. Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Utama PG Nugroho Christijanto, didampingi jajaran Direksi lainnya, yaitu Direktur Produksi PG I Ketut Rusnaya dan Direktur Teknik & Pengembangan PG Arif Fauzan.
Dirut PG Nugroho Christijanto menyatakan bahwa keberhasilan First Prilling produk Urea pada Proyek Ammonia Urea II diharapkan dapat kian membangkitkan semangat seluruh Insan PG untuk terus menjaga dan merawat keberlangsungan bisnis perusahaan.
“Proyek Ammonia Urea II ini merupakan salah satu proyek strategis untuk meningkatkan peran PG dalam mendukung terwujudnya program Ketahanan Pangan Nasional, serta kemajuan dunia pertanian Indonesia,” ujarnya, Minggu (20/5).
Direktur Utama PG Nugroho Christijanto menyatakan bahwa Amurea II merupakan salah satu proyek strategis pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan nasional. Hal ini berdasarkan pada Instruksi Presiden (Inpres) RI No. 2 Tahun 2010 tentang Revitalisasi Industri Pupuk.
“Berdasarkan Inpres tersebut kami menyusun rencana pembangunan proyek Amurea II. Tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungan bahan baku impor dan memenuhi kebutuhan pupuk untuk petani Jawa Timur,” ujar Nugroho.
Proyek ini, lanjut Nugroho, tendernya dimenangkan oleh konsorsium kontraktor asal China Wuhuan Engineering Co. Ltd bersama kontraktor nasional PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan nilai proyek mencapai Rp5,5 triliun.
Sekilas Proyek Amurea II
PG sebagai salah satu anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) merupakan pabrik pupuk terlengkap dan terbesar di Indonesia. Saat ini, pabrik amoniak eksisting PG memiliki kapasitas 445 ribu ton/tahun, sedangkan kebutuhan PG mencapai 850 ribu ton/tahun.
Di sisi lain, kebutuhan pupuk urea di Jawa Timur mencapai 1,2 juta ton/tahun, sedangkan kapasitas produksi Urea PG hanya 460 ribu ton/tahun. Selama ini, kekurangan pupuk Urea untuk Jawa Timur didatangkan dari PT Pupuk Kaltim, PT Pupuk Kujang, dan PT Pupuk Sriwidjadja (Pusri).
Oleh karena itu, keberadaan pabrik Amurea II nantinya akan mengurangi ketergantungan impor bahan baku pupuk dan memperkuat struktur bisnis PG. Selain itu juga akan menghemat biaya pengangkutan pupuk yang selama ini didatangkan dari luar Jawa Timur.
Dengan demikian, Amurea II akan mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Sedangkan penghematan yang timbul menjadi penting agar PG memiliki sumber daya lebih dalam meningkatkan daya saing di tengah persaingan global.
“Pabrik baru ini akan semakin mewujudkan peran Petrokimia Gresik sebagai produsen pupuk dan bahan kimia untuk memberikan solusi bagi sektor agroindustri di Indonesia,” tutup Nugroho.