Kabargresik.com – Kesedihan mendalam juga dirasakan Wakil Bupati Gresik M Qosim atas 6 siswa MTs yang meninggal. Mambaus Sholihin di bekas lahan tambang galian C yang berada di Suci Manyar pada Kamis Siang (18/05).
Qosim menyayangkan kejadian tersebut, kegiatan yang seharusnya menyenangkan tetapi merenggut korban jiwa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tentu kami merasa kaget dan menyayangkan kejadian tersebut. Kenapa kegiatan seperti ini kok tidak mau belajar dengan kejadian yang sudah ada, yang terakhir kejadian dua siswa tenggelam di Pantenan, Panceng” kata Qosim usai melihat kondisi keenam korban tenggelam. Kamis (18/05)
Wakil Bupati Gresik dua periode itu menjelaskan, seharusnya ketika institusi pendidikan akan melakukan kegiatan penjelajahan di luar kelas atau outbond. Sekolah harus mempersiapkan kegiatan tersebut dengan baik seperti cek lokasi ataupun menyediakan pemandu profesional.
“Ketika sekolah ingin melakukan kegiatan seperti ini (outbond), pihak sekolah harus mempersiapkan dengan matang. Siapa penanggungjawab lapangannya, sudahkan cek lokasi, bagaimana kondisi lapangannya” ujar Wabup Qosim didampingi kepala BPBD Abu Hassan.
Sementara itu, kepolisian sektor Manyar sampai saat ini sudah menindaklanjuti kejadian tersebut dengan memeriksa enam saksj dari pihak pondok dan pembina outbond.
“Kami sudah memeriksa 6 saksi antara lain dari pihak pondok dan pembina outbond. Malam ini juga langsung kami adakan rekonstruksi ulang kejadian tersebut” pungkas Ipda Yoyok Mardi, Kanit Reskrim Polsek Manyar Gresik. (Akmal/j1)