Malang – Tanwir Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) XXXIII resmi dibuka di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (29/10/2025). Mengusung tema “Energi Kolektif untuk Negeri”, forum nasional ini menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor antara mahasiswa, pemerintah, dan masyarakat dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks.
Ketua Panitia Tanwir, Muh Idil, menjelaskan bahwa Tanwir merupakan permusyawaratan tertinggi kedua dalam organisasi setelah Muktamar. Kegiatan yang digelar di Kota Malang, Jawa Timur ini dihadiri delegasi Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM dari seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami ucapkan terima kasih kepada Rektor UMM atas dukungan dan fasilitas yang diberikan. Tiga bulan kami mempersiapkan Tanwir ini, dan alhamdulillah hari ini berlangsung mewah dan meriah,” ujar Idil.
Ia menambahkan, pelaksanaan Tanwir Malang bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda. Momentum ini, menurutnya, menjadi pengingat bagi seluruh mahasiswa untuk bangkit dan merebut masa depan bangsa.
“Tema Energi Kolektif untuk Negeri kami tetapkan karena kami ingin menegaskan bahwa kekuatan IMM dan sumber daya yang dimilikinya sangat relevan untuk membangun negeri,” tambahnya.
Pembukaan Tanwir turut dihadiri sejumlah tokoh nasional, di antaranya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Penasihat Khusus Presiden Bidang Haji Muhadjir Effendy, dan Wakil Wali Kota Malang Ali Muthohirin. Selain itu, panitia juga mengundang dua tokoh utama, yaitu Ketua DPD RI dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
“Ketua DPD RI kami undang untuk membangkitkan kembali diskusi soal otonomi daerah, sementara Menteri ESDM hadir karena beliau merupakan contoh aktivis muda yang berhasil,” jelas Idil.
Ketua Umum DPP IMM, Riyan Betra Delza, dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga atas kehadiran 35 DPD IMM dari seluruh Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua.
“Kehadiran kita semua di Tanwir ini membuktikan bahwa IMM tetap solid, berdaya, dan menjadi wadah bagi generasi muda untuk berkontribusi bagi negeri. Sebesar apa pun IMM, kita tidak akan mampu menuntaskan persoalan bangsa tanpa energi kolektif,” ujarnya.
Riyan menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor bagi mahasiswa di era abad ke-21.
“Pintar saja tidak cukup. Kita harus punya relasi yang luas dan koneksi yang terintegrasi,” tambahnya.
Tanwir IMM menjadi forum penting untuk memperkuat ideologi, mengonsolidasikan gerakan, dan merumuskan arah perjuangan organisasi. Sebagai organisasi otonom Muhammadiyah, IMM memiliki jaringan di hampir seluruh provinsi di Indonesia dengan ratusan cabang dan ribuan komisariat yang aktif bergerak di bidang keagamaan, kemahasiswaan, dan kemasyarakatan. (*)
				 Post Views: 1
			


 
					






 
						 
						 
						 
						 
						


