Kabar Gresik – Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-80, para penjual bendera musiman di Gresik justru mengeluhkan sepinya pembeli. Penjualan yang biasanya meningkat pada bulan Agustus kini anjlok, diduga karena maraknya pembelian secara online dan banyak warga yang masih menggunakan bendera lama.
Hamdan, salah satu penjual bendera musiman di pinggir jalan, menyebutkan bahwa omzetnya turun drastis dibanding tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
> “Omzet tahun ini sedikit sekali. Sehari hanya dua hingga tiga orang yang membeli. Penjual bendera secara online juga berdampak bagi kami,” ujarnya, Selasa (6/8/2025).
Penjual lainnya, Agung, juga mengeluhkan hal serupa. Ia mengatakan bahwa sebagian besar masyarakat lebih memilih menyimpan dan menggunakan kembali bendera tahun lalu.
> “Tahun ini sepi pembeli, sehari hanya 3-5 orang. Banyak yang tidak beli bendera baru, karena pakai bendera lama,” katanya.
Harga bendera yang dijual pun bervariasi, mulai dari Rp30.000 hingga Rp250.000 tergantung ukuran dan jenis. Bendera kecil dan besar untuk dipasang di depan rumah menjadi yang paling diminati.
Di sisi lain, sebagian warga masih memilih berbelanja langsung ke pedagang pinggir jalan karena bisa melihat langsung kondisi barang dan menawar harga.
Munir, warga Kelurahan Proklamasi, mengaku sengaja membeli bendera secara offline.
> “Bendera saya yang lama sudah rusak. Saya lebih pilih beli langsung daripada online. Bisa nawar juga. Ini saya beli dua bendera, satu saya dapat Rp25 ribu padahal harganya Rp30 ribu,” ucapnya sambil tertawa.
Hal serupa disampaikan Irawan, pembeli lainnya, yang merasa lebih puas membeli secara langsung.
> “Kalau beli di pinggir jalan bisa lihat modelnya. Kita bisa pilih langsung mana yang bagus atau tidak,” pungkasnya.
Fenomena ini menunjukkan bahwa meski penjualan daring semakin mendominasi, sebagian konsumen tetap mengandalkan penjual lokal yang memberikan nilai tambah seperti fleksibilitas dalam memilih dan negosiasi harga.
Editor : Akhmad Sutikhon