Anggota DPRD Gresik Dorong Gresik Migas Bangun SBPK Mengare

- Editorial Team

Rabu, 25 Mei 2022 - 21:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Anggota Komisi II DPRD Gresik M Syahrul Munir mendorong pemerintah daerah merealisasikan stasiun pengisian bahan bakar khusus (SPBK) nelayan di Pulau Mengare, Kecamatan Bungah melalui badan usaha milik daerah (BUMD).

Sebagai bentuk komitmennya, politisi PKB itu mempertemukan langsung Direktur Gresik Migas perusahaan daerah yang fokus pada perminyakan dan gas dengan tiga kepala desa Mengare komplek dan perwakilan nelayan di Kantor Desa Kramat, Rabu (25/5/2022).

Sayangnya, dalam pertemuan itu belum ada kepastian bahwa SPBK nelayan dibagun di wilayah Mengare. Sebab, ada beberapa kendala yang dianggap tidak memenuhi standar.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Salah satunya, akses jalan masuk ke wilayah Mengare tidak memungkinkan dilewati kendaraan besar. Oleh sebab itu, diperlukan alternatif lokasi lain dijadikan tempat SPBK nelayan.

“Kami terus mendorong adanya SPBK nelayan, supaya nelayan tidak kesulitan lagi mendapatkan solar,” ujar pria asal Tanggulrejo, Kecamatan Manyar tersebut.

Selama ini, lanjut Syahrul nelayan Mengare masih kesulitan mendapatakan solar subsidi. Mereka kerap tidak dilayani oleh pegawai SPBU dengan berbagai alasan. Padahal, solar menjadi tumpuan hidup bagi para nelayan.

“Selain nelayan, solar juga sangat dibutuhkan petani tambak Mengare,” ungkap Ketua Fraksi PKB tersebut.

Baca Juga :  Melalui DBHCHT, Kabupaten Gresik Kembangkan 18 Ha Tanaman Tembakau

Pihaknya berharap, pemerintah komitmen memberikan perlidungan kepada nelayan sesuai Perda tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan.

Apalagi, pemerintah daerah sudah mendapatkan instruksi langsung dari Presiden Joko Widodo saat kunjungan kerja (kunker) ke wilayah Gresik beberapa waktu lalu.

“Pemerintah mempunyai kewajiban menjamin kesejahteraan nelayan. Makanya, SPBK nelayan harus terealisasi,” imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Utama Gresik Migas Habibullah menjelaskan, dalam pembentukan SPBK Nelayan ada mekanisme sendiri. Pemerintah daerah hanya memberikan rekomendasi pembentukan SPBK nelayan.

Kemudian persetujuannya menjadi kewenangan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur. Sedangkan yang menentukan lokasi adalah Pertamina selaku penyalur barang bersubsidi.

“Karena lokasinya harus strategis dan sesuai standar yang telah ditentukan,” kata Habibullah menjelaskan kepada Kepala Desa Kramat, Watuagung dan Tajung Widoro.

Begitu juga dengan permintaan kuota solar subsidi, semua berdasarkan rekomendasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gresik, kemudian yang menentukan adalah Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas di Jakarta.

Namun, yang terjadi selama ini berbeda. Kuota solar subsidi tersebut dititipkan kepada masing-masing SPBU. Sedangkan SPBU tidak mengkhususkan solar subsidi kepada nelayan saja. Sehingga yang mengambil tidak terbatas hingga kendaraan umum.

Baca Juga :  Hadapi Covid 19 Pemkab Dan DPRD Kab Gresik Sepakat Gunakan Dana Kedaruratan

“Munculnya SPBK nelayan ini untuk memenuhi kuota sesuai kebutuhan para nelayan. Supaya tidak diambil oleh yang lain,” imbuhnya.

Berdasarkan data DKP Kabupaten Gresik, perahu nelayan di Mengare ada 902. Data tersebut menjadi acuan Gresik Migas untuk mengajukan lewat proposal kepada DKP Provinsi Jatim dan Pusat.

“Kalau jumlah nelayan semakin banyak ditambah petani tambak, kami minta kepala desa segera mendata kembali dan diajukan ke DKP Kabupaten Gresik. Supaya kami mendapat update data terbaru,” pungkasnya.

Sementara ketiga kepada desa se Mengare berharap, pembentukan SPBK Nelayan dibangun di dekat akses masuk Mengare. Supaya, para nelayan dan petambak mudah mendapatkan solar subsidi.

“Kalau dibangun di kecamatan lain, kami yakin nelayan mengare dan petani tambak akan kesulitan mendapatkan solar,” harap Kepala Desa Kramat, Taufik didampingi Kades Watuagung Zamrozi, dan Kades Tajung Widoro Mastain.

Bahkan, pihaknya bersama dua kades yang lain siap mencarikan lokasi yang dianggap strategis. Yang bisa dilewati kendaraan besar. Baik, melalui sistem sewa maupun dalam bentuk kerjasama yang lain.

“Kami sudah punya Bumdesma untuk mengelola SPBK nelayan. Masalah kerjasama dengan pemilik lahan itu hanya teknis,” tandasnya. (Ad/tik)

Follow WhatsApp Channel www.kabargresik.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

DPRD Gresik Soroti Efektivitas Modal Daerah di Gresik Migas
DPRD Dukung Digitalisasi KTP, Warga Gresik Diminta Aktif
DPRD Gresik: Fasilitas Terminal Ngawen Dinilai Belum Jadi Prioritas
BK DPRD Gresik Tindak Lanjuti Gaduh Permintaan Rumah Murah
Publik Hearing Noto Utomo, Aspirasi ABK dan Pendidikan Inklusif
Oknum DPRD Gresik Diduga Minta Rumah Murah Saat Sidak
DPRD Gresik Dorong Satgas Awasi Tambang Galian C
DPRD Serahkan Laporan Akhir RPJMD Gresik 2025–2029
Berita ini 7 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 13 Oktober 2025 - 18:58 WIB

DPRD Dukung Digitalisasi KTP, Warga Gresik Diminta Aktif

Senin, 6 Oktober 2025 - 13:57 WIB

DPRD Gresik: Fasilitas Terminal Ngawen Dinilai Belum Jadi Prioritas

Kamis, 25 September 2025 - 22:18 WIB

BK DPRD Gresik Tindak Lanjuti Gaduh Permintaan Rumah Murah

Selasa, 23 September 2025 - 12:17 WIB

Publik Hearing Noto Utomo, Aspirasi ABK dan Pendidikan Inklusif

Senin, 15 September 2025 - 20:17 WIB

Oknum DPRD Gresik Diduga Minta Rumah Murah Saat Sidak

Berita Terbaru

KESEHATAN

Cegah Tetanus, DLH Gresik Gelar Cek Kesehatan di TPA Ngipik

Sabtu, 25 Okt 2025 - 01:09 WIB

BISNIS

Olahan Laut Gresik Tembus Pameran Internasional di China

Jumat, 24 Okt 2025 - 21:47 WIB

Muhammadiyah Gresik

Belajar sambil Bermain, Siswa SD Almadany Outbound di Taman Dolan Batu

Kamis, 23 Okt 2025 - 23:08 WIB

Puluhan ikan sepat mati di drainase depan Kantor Pemkab Gresik diduga akibat limbah rumah tangga atau penyetruman ikan.

Lingkungan

Puluhan Ikan Sepat Mati di Drainase Gresik

Kamis, 23 Okt 2025 - 22:00 WIB