Bisakah Gempa Merubah Arah Kiblat Masjid di Bawean? Berikut Penjelasan Dewan Pakar LFNU Gresik

- Editorial Team

Sabtu, 23 Maret 2024 - 08:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

GRESIK | NUGres – Sejumlah bangunan di Kepulauan Bawean Kabupaten Gresik mengalami kerusakan akibat gempa bumi puluhan kali dengan kekuatan paling besar 6,5 SR, yang terletak pada koordinat 5,79° LS ; 112,32° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 130 km arah Timur Laut Tuban pada kedalaman 10 km.

Bangunan yang rusak itu dua diantaranya adalah masjid yang berada di Desa Gunungteguh, Kecamatan Sangkapura. Satu masjid mengalami rusak ringan, sementara satu masjid lainnya rusak berat atau roboh.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Robohnya salah satu masjid ini menimbulkan spekulasi terkait pergeseran atau berubahnya arah kiblat dampak dari gempa bumi. Sebab, robohnya masjid dimungkinkan karena adanya pergerakan tanah lokal akibat terkena gempa bumi.

Dewan pakar Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Gresik, KH. Inwanuddin mengatakan bahwa setiap kejadian gempa bumi tidak bisa dianggap selalu berpengaruh terhadap pergeseran arah kiblat masjid karena tergantung jenis gempanya.

“Kalau gempa darat yang biasanya terjadi akibat gesekan antara lempeng tektonik di bawah tanah itu besar kemungkinan bisa merubah arah kiblat. Kalau gempa laut karena di dasar laut kecil kemungkinannya,” kata KH. Inwanuddin, Jumat (22/3/2024).

Baca Juga :  MWCNU Benjeng Gelar Safari Ramadhan, Perkuat Sinergi dan Ekonomi Warga

Gus Inwan sapaan akrabnya mengungkapkan, arah kiblat masjid ditentukan oleh nilai sudut yang dihasilkan antara koordinat masjid dengan ka’bah. Sedangkan perubahan arah kiblat tidak hanya disebabkan berubahnya titik koordinat, melainkan adanya pergeseran arah meskipun di titik koordinat yang tetap.

“Secara sederhananya begini, sebuah piring atau benda bulat atau kotak kalau diletakkan di suatu titik koordinat tapi bendanya saya putar kan berubah juga arahnya meski titik koordinatnya tetap,” ungkap pengasuh Pondok Pesantren Sunan Giri.

Lebih jauh, pria yang kerap berhasil melihat hilal dengan mata telanjang di setiap rukyatul hilal ini menjelaskan, perlu pengecekan titik koordinat dan dikalibrasi ulang saat ada masjid atau musholla yang roboh akibat gempa bumi meski jaraknya cukup jauh dengan pusat gempa.

“Perlu dikalibrasi. Harus dicek titik koordinatnya, lalu dihitung ulang. Kalau ada arah kiblat salah satu masjid yang berubah, bisa jadi masjid lain juga ikut berubah karena letaknya di wilayah yang sama. Khawatirnya ada pergerakan tanah lokal,” jelas ahli falak ini.

Baca Juga :  Bakal Delegasikan Pendakwah NU di Perumahan dan Wilayah Terdampak Industri, LDNU Gresik Gelar Workshop

Ditegaskan Gus Inwan, urgensi ilmu falak atau astronomi dinilai punya peranan strategis membantu memberikan informasi bagaimana mengukur arah kiblat secara tepat, meski tidak ada kewenangan memaksa orang yang sudah meyakini arah kiblatnya.

“Jumhur (mayoritas) ulama bersepakat bahwa menghadap kiblat adalah salah satu syarat sahnya umat Islam dalam menunaikan solat. Artinya, mengabaikan urusan ini berpotensi merusak keabsahan shalat secara keseluruhan,” tegas alumni Pondok Pesantren Salafiyah Pasuruan.

Namun, Gus Inwan menambahkan, ada dua pendapat ulama yang bisa dijadikan rujukan dalam menyikapi pandangan atas fenomena ini. Pendapat Imam Syafi’i menghadap persis ke bangunan fisik ka’bah (‘ainul ka’bah), sementara imam lain cukup atau sekadar ke arah ka’bah (jihatul ka’bah).

“Sekarang dengan berkembangnya teknologi kita bisa ijtihad dengan ‘ainul ka’bah. Itulah fungsinya ada pengukuran arah kiblat. Tapi, ada juga ulama dari kalangan madzhab Syafi’i, Syeikh Abdurrahman Ba’alawi dalam kitab Bughyah al-Mustarsyidin juga berpendapat boleh jihatul ka’bah bila seseorang tidak mengetahui tanda-tanda letak geografis persis Ka’bah,” tandasnya.

Penulis: Angga Purwancaraka
Editor: Chidir Amirullah

sumber berita ini dari nugres.or.id

Follow WhatsApp Channel www.kabargresik.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Pak Qosim Cerahkan Emak-Emak Muslimat NU Dukun Lewat Shalawat dan Ceramah
Tasmi’ Juz 30 Warnai Akhir Semester Siswa Kelas 6 MI Alkarimi
Giat MDSRA ke-2 GP Ansor Tebuwung Dukun Kuatkan Dakwah Berbasis RT
Pengurus Baru Ponpes Alkarimi 2025-2026 Resmi Dilantik, Jadi Sarana Belajar dan Berkhidmat
Ribuan Jamaah dan Alumni HIMAPPKA Diprediksi Hadiri Haul ke-133 KH Abdul Karim di Ponpes Alkarimi
Lagu Anak Indonesia Hebat Masuk 30 Besar Nasional KELANA Kemendiknas
Lazisnu Dukun Gelar Ngopi Filantropi Ke-9, Perkuat Gerakan Infaq dan Pemberdayaan Umat
PPT ke-45 Maarif NU Dukun Gresik, Ajang Cetak Pelajar Teladan dan Eratkan Silaturahim
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 31 Mei 2025 - 15:17 WIB

Pak Qosim Cerahkan Emak-Emak Muslimat NU Dukun Lewat Shalawat dan Ceramah

Kamis, 29 Mei 2025 - 15:07 WIB

Tasmi’ Juz 30 Warnai Akhir Semester Siswa Kelas 6 MI Alkarimi

Minggu, 25 Mei 2025 - 10:26 WIB

Giat MDSRA ke-2 GP Ansor Tebuwung Dukun Kuatkan Dakwah Berbasis RT

Jumat, 23 Mei 2025 - 14:33 WIB

Pengurus Baru Ponpes Alkarimi 2025-2026 Resmi Dilantik, Jadi Sarana Belajar dan Berkhidmat

Kamis, 15 Mei 2025 - 13:36 WIB

Ribuan Jamaah dan Alumni HIMAPPKA Diprediksi Hadiri Haul ke-133 KH Abdul Karim di Ponpes Alkarimi

Berita Terbaru

Muhammadiyah Gresik

Haflatul Takharruj MII Camplong Angkat Tema Gen Z Qur’ani di Era AI

Sabtu, 31 Mei 2025 - 22:19 WIB