Kabargresik.com – Pro kontra proyek revitalisasi alun-alun Gresik, Akhirnya Bupati Gresik Dr. Sambari Halim Radianto kembali akan mengumpulkan berbagai pihak.
“Kami akan mengundang sejumlah Kyai, Organisasi masyarakat, Tokoh masyarakat, Ahli sejarah, Budayawan, LSM, Organisasi Pemuda serta semua unsur Masyarakat” hal ini disampaikan Bupati Sambari saat menemui perwakilan Pendemo di Ruang Graita Eka Praja, Senin (17/7).
Menanggapi keadaan ini, Kepala Bagian Humas Pemkab Gresik Suyono menyatakan, setelah pembangunan revitalisasi Alun-alun Kota Gresik tetap berfungsi sebagai alun-alun sebagai mana mestinya. Tapi wajah alun-alun akan ditata dan dipercantik sesuai keadaan sekarang. Rencana pembangunan tersebut sudah disosialisasikan sejak jauh hari.
”Program pembangunan tersebut tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD. Dibicarakan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) kemudian bersama DPRD Gresik terbitlah Perda kemudian keluar anggaran. Jadi tidak serta merta rencana pembangunan tersebut seketika dan langsung eksekusi” ujar Suyono di kantornya Senin (17/7).
Sosialisasi juga disampaikan pada berbagai kesempatan. Pada setiap acara, ketika Bupati, Sambari Halim Radianto dan Wakil Bupati, Mohammad Qosim hadir pada setiap acara. Beliau juga selalu menyampaikan tentang pembangunan revitalisasi alun-alun. Puncaknya, Pemkab Gresik juga mengadakan sosialisasi resmi yang dilaksanakan pada Kamis, 16 Maret 2017 di Gedung Puteri Mijil.
Menurut Suyono, Pembangunan revitalisasi adalah upaya Pemkab Gresik menata alun-alun kota agar lebih representative. Disana ada taman bermain, ada jogging trek, ada tempat jalan-jalan. “Pembangunan itu sifatnya umum, bukan untuk umat Islam saja. Tapi kalau disana Pemkab Gresik mendirikan Islamic Centre (IC) di bekas Kantor Dispendukcapil. Saya kira tidak salah. Karena disana yang berdekatan dengan Masjid Jami’ Gresik adalah termasuk kawasan Religi” ujar Suyono.
Beberapa bagian lain terkait dengan revitalisasi Alun-alun kota tersebut yaitu, Kantor DPRD akan dijadikan museum, Pendopo dan rumah dinas Bupati akan dijadikan tempat wisata religi untuk mendukung keberadaan Makam Raden Santri, makam Nyai Ageng Pinatih dan makam Kanjeng Pusponegoro.
Terkait Sosialisasi Pembangunan revitalisasi Alun alun yang ini juga sudah disampaikan saat keduanya memimpin Gresik pada periode pertama dulu. Pendirian pusat keagamaan Islam ini juga menjadi materi pokok kampanye beliau saat mencalonkan diri menjadi Bupati dan Wakil periode yang kedua. Saat itu tidak ada protes penolakan. Atas kenyataan tersebut, maka kami perlu merealisasikan pembangunan tersebut karena sudah ditetapkan dalam RPJMD Gresik, di Perdakan dan dianggarkan.
Pembangunan revitalisasi alun-alun ini dan kawasan religi ini merupakan program unggulan yang sudah dijanjikan. Program ini bisa memagari masyarakat santri Gresik dari pengaruh budaya luar. “Kami sadar pengaruh investasi, industry, Pelabuhan international secara tidak langsung dapat mempengaruhi budaya masyarakat Gresik. Cara inilah yang kami upayakan untuk melindungi masyarakat Santri” papar Suyono.
Pada sosialisasi resmi beberapa saat lalu. Sejumlah Kyai, Anggota Dewan, tokoh masyarakat, Budayawan hadir dan tidak ada penolakan pembangunan revitalisasi alun-alun. Dukungan ini disampaikan setelah dijelaskan dan melihat penayangan gambar arsitektur tiga dimensi bakal bangunan tersebut. Bahkan Pemkab siap melaksanakan beberapa usulan yang disampaikan saat sosialisasi tsb.
Rencana Pembangunan gedung Islamic Centre rencananya dibangun di lahan Kantor Bupati lama (saat ini digunakan sebagai kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil).
“Pemkab Gresik tidak mengalihfungsikan Alun-alun Gresik, melainkan merevitalisasi agar fungsinya lebih optimal. Alun-alun masih tetap ada, namun lebih ditata agar lebih Indah dan representative dengan keadaan saat ini. Ada jalan melingkar bersusun dengan pagar di kanan kirinya. Ada air mancur ditengah, ada berbagai fasilitas olahraga dan bermain keluarga” ungkap Suyono sambil menunjukkan gambar arsitekturnya.
Kami berharap masyarakat Gresik ikut mendukung realisisasi pembangunan tersebut. “Kita jangan asal ikut-ikutan tidak setuju. Tapi kita harus bersikap lebih fair. Kita perlu melihat kabupaten kota di sekeliling kita. Mereka sudah membangun berbagai fasilitas yang berorientasi pada estetika kota yang lebih modern. Jangan sampai pembangunan fasilitas kota di Gresik ini stagnan.”
Kami berharap seluruh bangunan konstruksi selesai semua pada tahun 2017. Dan pada 2018 tinggal beberapa finishing. Kalau lancar, pembangunan proyek ini bisa rampung total pada tahun 2018. (ADV/tik)