Inilah Sejarah Pertama Kali Umat Islam Melaksanakan Salat Tarawih

- Editorial Team

Senin, 4 Maret 2024 - 18:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BANDUNGMU.COM — Salat tarawih pertama kali dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW pada 23 Ramadhan 2 H.

Saat itu, Rasulullah SAW tidak hanya mempersembahkan salat ini di masjid.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, juga kadang-kadang di rumah untuk memberikan pesan bahwa salat tarawih bukanlah suatu kewajiban mutlak.

Pada era Nabi, salat tarawih terdiri atas sebelas rakaat. Hal ini sesuai dengan hadis yang mencatat dialog antara Abu Salamah dan Aisyah mengenai jumlah salat tarawih.

Imam Bukhari dalam kitabnya memasukkan hadis ini ke dalam “Kitab Tarawih” dan menegaskan bahwa hadis ini bukanlah bagian dari kelompok hadis witir.

Tradisi sebelas rakaat ini terus berlanjut hingga masa Khulafa Rasyidin, terutama pada masa Umar. Pada 14 H/635 M, Umar Al-Faruq menetapkan pelaksanaan jamaah tarawih di Masjid Nabawi dengan sebelas rakaat.

Tidak ada catatan yang mencatat perubahan kebijakan ini oleh Umar atau dua khalifah sesudahnya yakni Usman dan Ali.

Dengan demikian, diperkirakan bahwa selama masa Khulafa Rasyidin, salat tarawih di Masjid Nabawi tetap sebelas rakaat.

Meskipun ada klaim dari sejumlah ulama, termasuk Ibn Al-Mulaqqin, yang menyebutkan bahwa Umar adalah pelopor salat tarawih dua puluh rakaat.

Namun, klaim ini tidak didukung oleh bukti riwayat yang sahih. Sebaliknya, kebijakan ini hanya dapat ditemukan dalam interpretasi ulama terhadap asar Yazid Ibn Khusaifah dan asar Muhammad Ibn Yusuf.

Baca Juga :  Petinggi AJB Bumiputera 1912 Ajukan Diskon Haircut Klaim Ke OJK

Perubahan signifikan terjadi pada akhir pemerintahan Muawiyah (w 60 H/680 M) atau beberapa tahun sebelum Perang Al-Harrah (63 H/683 M).

Pada saat itu, Khalifah pertama Umayyah ini mengubah salat tarawih di Masjid Nabawi menjadi 39 rakaat. Termasuk witir. Kebijakan ini tetap berlaku hingga abad ke-4 H.

Pada abad ke-4 H, panglima Jauhar Al-Siqily dari Dinasti Fatimiyah meraih keberhasilan besar dengan menaklukkan Dinasti Iksidiyah yang berada di bawah kekuasaan Abbasiyah.

Akibatnya, Makkah, Madinah, dan Jerussalem secara otomatis jatuh ke wilayah kekuasaan Fatimiyah yang beraliran Syiah.

Perubahan signifikan pun terjadi pada salat tarawih di Masjid Nabawi yang sebelumnya 39 rakaat termasuk witir, diubah menjadi 20 rakaat.

Namun, gelombang perubahan ini tidak bertahan lama. Seiring berkurangnya wilayah kekuasaan Fatimiyah, kota suci Madinah kembali berada di bawah kendali Sunni, terutama pengikut Mazhab Maliki pada abad ke-8 H.

Hakim Tinggi Madinah, Imam Al-Iraqi (w 806/1403), memulihkan tradisi salat tarawih di Masjid Nabawi dengan mengembalikannya kepada 39 rakaat. Termasuk witir.

Pelaksanaannya dilakukan dalam dua tahap: 20 rakaat pada awal malam, setelah salat Isya, dan 16 rakaat pada akhir malam, menjelang subuh. Tradisi ini bertahan kuat selama berabad-abad.

Baca Juga :  Siswa SMK Muhammadiyah 2 Gresik Raih Juara Harapan 3 dalam LKTI Festival Faqih Usman 2025

Periode modern membawa perubahan besar dalam tata cara pelaksanaan salat tarawih di Masjid Nabawi.

Pada masa Perang Dunia I (1914-1918), keputusan penguasa Saudi untuk berkoalisi dengan Inggris dan runtuhnya Dinasti Ottoman selama Perang Dunia II membawa Abdulaziz dari Kerajaan Arab Saudi memenangkan kendali atas seluruh Najd dan Hijaz, termasuk Makkah dan Madinah pada tahun 1344 H/1926 M.

Dari saat itu hingga kini, Masjid Nabawi berada di bawah cakupan pemerintahan Saudi, dan salat tarawih dilaksanakan dalam format dua puluh rakaat.

Era ini mencatat keberlanjutan salat tarawih dalam format dua puluh rakaat sepanjang pemerintahan Saudi.

Meskipun dinamika politik dan kekuasaan telah berubah, tradisi salat tarawih tetap konsisten dengan format yang diadopsi pada awal pemerintahan Saudi.

Pergeseran kebijakan dan perubahan pada tingkat geopolitik tidak menggoyahkan fondasi praktik ibadah ini.

Sebagai penutup, memilih praktik dari masa Nabi sebagai contoh bukanlah sekadar nostalgia. Namun, panggilan untuk kembali pada akar tradisi yang bersumber dari ajaran beliau.

Sabda Nabi SAW, “shallu kama roaitumuni ushalli. (salatlah kalian sebagaimana kalian melihatku, Nabi Saw, salat).

Hadis ini menegaskan pentingnya mengikuti jejak langkah Nabi SAW. Jejak tersebut terpatri dalam delapan rakaat salat tarawih dan tiga rakaat witir total sebelas rakaat.***





Sumber berita ini dari girimu.com

Follow WhatsApp Channel www.kabargresik.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Murid SD Almadany Mulai Kumpulkan Donasi Kemanusiaan untuk Korban Bencana Sumatera
Modern dan Transparan, Spemupat Selenggarakan Ujian Semester Berbasis Android
Muhammadiyah Gresik Galang Bantuan Untuk Bencana Di Sumatera
Di Ajang ME-Confest, Siswa SD Almadany Sabet 5 Juara
Ketika Tiga Alumni Merasakan Kembali sebagai Siswa di SD Almadany 
SD Al Islam Cerme Orbitkan Juara Bela Diri di WEP Gresik: Buah Disiplin, Doa, dan Semangat Islami Berprestasi
SD Muhammadiyah Benjeng Borong Juara di Milad ke-113 Muhammadiyah Tingkat PCM
Kajian Fiqih Wanita Ikwam SD Al Islam Cerme Kupas Tuntas Thoharoh dan Jalan Menuju Surga
Berita ini 4 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Rabu, 3 Desember 2025 - 22:04 WIB

Murid SD Almadany Mulai Kumpulkan Donasi Kemanusiaan untuk Korban Bencana Sumatera

Rabu, 3 Desember 2025 - 13:02 WIB

Modern dan Transparan, Spemupat Selenggarakan Ujian Semester Berbasis Android

Rabu, 3 Desember 2025 - 04:02 WIB

Muhammadiyah Gresik Galang Bantuan Untuk Bencana Di Sumatera

Selasa, 2 Desember 2025 - 19:00 WIB

Di Ajang ME-Confest, Siswa SD Almadany Sabet 5 Juara

Senin, 1 Desember 2025 - 15:58 WIB

Ketika Tiga Alumni Merasakan Kembali sebagai Siswa di SD Almadany 

Berita Terbaru

DCKPKP Gresik memaparkan capaian pembangunan 2025, mulai revitalisasi RTLH, reservoir air bersih, hingga proyek strategis Bawean.

PEMERINTAHAN

DCKPKP Gresik Paparkan Capaian Pembangunan Sepanjang 2025

Rabu, 3 Des 2025 - 12:20 WIB

Sekolah Rakyat Gresik melaksanakan assessment semester ganjil dengan fokus kesehatan, gizi, dan pembelajaran dasar bagi siswa desil 1 dan 2.

PENDIDIKAN

Assessment Semester Ganjil Sekolah Rakyat Gresik Dimulai

Rabu, 3 Des 2025 - 11:44 WIB