kabargresik.com – Kasus Korupsi dana Kapitasi atau dana Jasa Pelayanan (Jaspel) fasilitas kesehatan pertama BPJS kesehatan yang menjerat Kepala Dinas Kesehatan Nurul Dholam menjadi tersangka disorot akademisi dari fakultas hukum Universitas Muhamadiyah Gresik (UMG), Zulfikar Ardiwardana Wanda.
Zulfikar mengatakan kasus tersebut sangat menarik untuk dicermati. sebab tidak menutup kemungkinan masih ada pihak-pihak yang terlibat. Menurutnya kasus korupsi biasanya terorganisir sistemaitis dan dilakukan lebih dari satu orang. Namun hingga saat ini pihak Kejari Gresik masih menetapkan 1 orang tersangka.
Untuk itu, Ia meminta Kejaksan Negeri (Kejari) Gresik lebih mendalami kasus tersebut.” Kasus ini merupakan kejahatan terorganisasi. Kejaksaan kan sudah punya alat bukti yinggal dikembangkan lagi, siapa saja yang terlibat dari penyalahgunaan dana kapitasi ini,” ujar pria kelahiran Madura.
Ditanya kemungkinan, masih ada tersangka lain dalam kasus tersebut, Zulfikar mengatakan, hanya penyidik Kejari yang bisa menjawab pertanyaan itu, sebab mereka yang memegang alat buktinya. ” Ini yang lebih tahu dari kejaksaan tentunya, karena mereka yang mengusut,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ia mengutip pasal 55 KUHP yang bisa dijadikan landasan hukum untuk menetapkan pihak-pihak lain menpengajadi tersangka atas dasar turut serta atau mengetahui proses korupsi tersebut.. ” Pihak yang mengetahui atau membiarkan bisa ditetapkan tersangka, sesuai pasal 55 KUHP tersebut” tegasnya.
Zulfikar berharap, pihak kejaksaan menjntaskan kasus tersebut secara cepat dan terukur, karena masyarakat juga turut mengawal. Kepastian hukum dibutuhkan masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu, pihak Kejari Gresik beberapa waktu lalu mengatakan, pihaknya masih terus mengembangkan kasus tersebut. “ Penyidikannya masih berlanjut, sekarang masih dalam tahap pendalaman,” ujar Kasi Intel Kejaksaan Negeri (Kejari) Gresik Marjuki. (9/9/18).
Kasus dugaan korupsi ini muncul setelah penyidik penemukan nilai kerugian 2.451 miliar dari pemotongan dana jaspel BPJS Kesehatan yang diberikan ke masing-masing Puskesmas. (Tik)