kabargresik.com – Desa Wedani kecamatan Cerme yang dahulunya menjadi tempat usaha sarung khas Gresik kini mulai redup, pasalnya banyak pengusaha kecil yang gulung tikar.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam dua tahun terakhir perkembangan produksi sarung tenun tradisional wedani ini mengalami penurunan yang cukup signifikan, manurut Kabid Perekonomian desa Wedani Bambang menuturkann bahwa produksi sarung tradisional di Wedani menurun sampai 40% “banyak home industri sarung tradisional yang gulung tikar dan tidak bisa produksi lagi di karenakan bahan baku yang mahal” tuturnya. Selasa (8/11).
Produksi sarung wedani dahulunya adalah sarung tenun tradisional yang sangat populer di kota Gresik bahkan produksinya sampai di ekspor ke Timur tengah.
Penurunan produksi ini di tengarai karena biaya yang tinggi sehingga pengusaha kecil tidak bisa memproduksi lagi serta ada permainan harga oleh pengepul sarung yang berada di Madura, Jember dan Surabaya.
Tahun ini saja warga yang gulung tikar dan tidak bisa memproduksi lagi mencapai 10 orang. “Tentunya jika harga bahan baku tidak stabil akan lebih banyak lagi pengusaha kecil sarung tradisional Wedani yang bangkrut” ujar Bambang kepada kabargresik.com
Hal ini sangat merugikan masyarakat desa Wedani kecamatan Cerme yang rata-rata berprofesi menjadi penenun sarung. Bahkan banyak masyarakat yang memulai bisnis ke bidang lain karena memang usaha tenun serung sudah tidak seperti dahulu.
Menurut Arya salah satu warga Wedani yang telah gulung tikar dan tidak bisa memproduksi sarung tenun lagi berucap bahwa ia beralih ke bidang usaha lain karena usaha bisnis sarung sudah tida bisa di harapkan “Saya memutuskan untuk memproduksi tahu saja, karena usaha sarung tenun sudah tidak bisa di harapkan lagi” ucapnya.
Jika keadaan ini terus di biarkan oleh pemerintah kabupaten Gresik, tidak menutup kemungkinan akan banyak lagi pengusaha sarung tenun akan bangkrut serta akan cuma jadi cerita di masa depan bahwa Gresik pernah berjaya dalam bidang sarung tenun. (Akmal/k1)