Tasyakuran Kelulusan MAN 1 Gresik Habiskan Rp500 Juta Lebih
Di tengah situasi ekonomi sulit, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Gresik tetap menggelar acara tasyakuran kelulusan secara mewah. Acara tersebut menyedot anggaran mencapai Rp505.460.000.
Tasyakuran kelulusan siswa kelas XII Tahun Ajaran 2024/2025 digelar meriah di halaman sekolah. Ribuan orang hadir. Mulai dari siswa, orang tua, guru, hingga jajaran Forkopimcam Bungah memadati lokasi acara.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Iuran Wali Murid Capai Rp1,27 Juta per Siswa
Informasi yang diterima menyebutkan bahwa setiap wali murid diminta membayar iuran sebesar Rp1.270.000. Dana itu digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk dekorasi, panggung, dan konsumsi.
“Bayarnya 1.270.000, tapi ada rinciannya,” ujar salah satu siswa yang enggan disebut namanya.
Jika dikalkulasi, dari total 418 siswa kelas XII, sekitar 398 siswa ikut berpartisipasi. Artinya, dana yang terkumpul dari iuran tersebut mencapai Rp505.460.000.
Sekolah Sebut Iuran Sudah Disepakati
Seksi Humas MAN 1 Gresik, As’ad, menegaskan bahwa dana tersebut merupakan hasil kesepakatan wali murid dan komite. Sekolah hanya memfasilitasi jalannya acara.
“Dana dari wali murid itu sudah melalui rapat dan disepakati bersama,” ungkapnya.
Meski demikian, sekitar 5% orang tua tidak menyetujui iuran tersebut. Mereka pun memilih untuk tidak mengikuti tasyakuran.
Alasan Sekolah: Cegah Acara Tak Terarah di Luar Sekolah
Pihak sekolah menyebut, tasyakuran penting untuk menghindari acara serupa yang digelar siswa secara mandiri di luar pengawasan sekolah. Acara semacam itu dikhawatirkan menyalahi aturan.
“Kami khawatir kalau mereka bikin acara sendiri di hotel tanpa izin dan tidak sesuai norma,” terang As’ad.
Kemenag Gresik: Sekolah Tidak Boleh Memberatkan Wali Murid
Kepala Kemenag Gresik, Pardi, menegaskan bahwa pihaknya telah mengeluarkan surat edaran terkait larangan pungutan yang membebani wali murid. Namun, acara tasyakuran tetap diperbolehkan jika ada kesepakatan resmi.
“Kami tidak melarang asal ada persetujuan orang tua. Tapi tidak boleh ada dana yang memberatkan,” tegasnya.
Menurut Pardi, MAN 1 Gresik telah menyampaikan bahwa semua sudah disepakati dalam rapat wali murid. Kemenag hanya bertindak sesuai aturan dari pemerintah pusat.
Pro-Kontra di Medsos: Acara Dinilai Terlalu Mewah
Acara ini menuai pro dan kontra di media sosial. Banyak yang menganggap tasyakuran kelulusan ini hanya menjadi ajang seremonial mahal yang membebani orang tua. Beberapa komentar menyayangkan penggunaan dana besar untuk acara yang dinilai tidak terlalu penting.
Postingan terkait tasyakuran ini viral di Facebook dan menuai puluhan tanggapan dari warganet. Sebagian besar mengkritik keputusan sekolah dan komite.
Evaluasi Diperlukan Agar Tak Jadi Beban di Masa Mendatang
Besarnya dana yang dikeluarkan untuk acara kelulusan ini menjadi perhatian masyarakat. Meski sudah disepakati sebagian besar orang tua, transparansi dan pertimbangan kondisi ekonomi patut menjadi evaluasi ke depan. Agar tasyakuran tidak hanya jadi ajang mewah, tapi benar-benar bermakna bagi siswa dan keluarganya.
Penulis : Daniel Andayawan
Editor : Akhmad Sutikhon