Banjir rob kembali menggenangi wilayah pesisir utara Kabupaten Gresik. Tepatnya di Dusun Karingapuri, Desa Pangkahkulon, Kecamatan Ujungpangkah. Genangan air laut ini sudah terjadi selama empat hari berturut-turut sejak Selasa lalu.
Sedikitnya 30 rumah warga terdampak banjir rob yang mencapai ketinggian air hingga selutut orang dewasa. Kondisi ini menjadi langganan tahunan bagi warga Karingapuri.
“Banjir rob pertengahan tahun ini tidak seberapa besar. Kalau awal atau akhir tahun, salah satu sekolah sampai pindah ke masjid karena bangunannya lebih tinggi,” ujar Fahrur Rozi, warga setempat, Jumat (3/5/2025).
Menurutnya, banjir mulai terjadi pada pagi hari dan mencapai puncaknya sekitar pukul 11.00 WIB. Namun, genangan biasanya mulai surut pada sore hari.
Fahrur mengungkapkan bahwa sebenarnya sudah ada wacana dari pemerintah untuk membangun tanggul sebagai langkah antisipasi. Beberapa kali survei dilakukan oleh pihak DPRD maupun dinas terkait, tetapi belum ada tindak lanjut.
“Ketua DPRD Gresik juga sudah pernah ke sini mengecek. Ada wacana untuk pembangunan tanggul, tapi sampai saat ini belum ada tindakan solutif dari Pemerintah Kabupaten,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Gresik, Driatmiko Herlambang, membenarkan bahwa banjir rob memang terjadi di wilayah tersebut, namun belum sampai menyebabkan warga mengungsi.
“Hasil monitoring kami, memang beberapa rumah ada yang terdampak. Tapi warga tidak sampai mengungsi karena sebagian rumah sudah dibangun lebih tinggi,” jelasnya.
Selain Karingapuri, banjir rob juga dilaporkan terjadi di Desa Banyuwangi, Kecamatan Manyar, dan Pulau Mengare, Kecamatan Bungah. “Kalau Mengare di area tambak dan TPI, sedangkan di Banyuwangi di area pemukiman,” pungkas Driatmiko.
Penulis : Daniel Andayawan
Editor : Nobel