KabarGresik.com – Cuaca buruk disertai angin kencang di wilayah Jawa Timur membuat perjalanan kapal cepat dari Pelabuhan Gresik menuju Pulau Bawean terpaksa ditunda. Dampaknya, ratusan penumpang termasuk warga perantauan asal Malaysia tertahan di sejumlah penginapan sekitar pelabuhan.
Berdasarkan data BMKG Bawean, tinggi gelombang laut pada 2–4 September 2025 mencapai 1,25 hingga 2,5 meter. KSOP Gresik pun mengeluarkan surat penundaan keberangkatan demi keselamatan penumpang. Dua kapal cepat milik PT Pelayaran Sakti Inti Makmur, Express Bahari 6F dan 3F, masih bersandar di pelabuhan.
Ida Azlina, warga Malaysia keturunan Bawean asal Desa Sukalela, mengaku sudah tiga hari menginap bersama rombongan keluarganya.
“Menginap di Penginapan Pulau Putri sejak Senin (1/9/2025). Rencana berangkat ke Bawean Selasa, tapi karena cuaca buruk akhirnya tertahan sampai hari ini,” ujarnya, Rabu (3/9/2025).
Menurutnya, kepulangan mereka bersama lima keluarga besar, sekitar 25 orang, untuk menghadiri tradisi tahunan Maulid Nabi di kampung halaman.
“Selain silaturahmi keluarga, peringatan Maulid Nabi atau Molod sangat kami nantikan. Semoga segera bisa berlayar,” tambahnya.
Salah satu calon penumpang lain, Arif, menuturkan kondisi ini membuat mereka harus mengeluarkan biaya tambahan.
“Mulai dari penginapan, makan, sampai kebutuhan sehari-hari. Anak-anak juga sudah mulai bosan, harapannya cuaca segera membaik,” ungkapnya.
Sementara itu, pengelola penginapan Totok menyebut sejak penundaan kapal 2 September lalu, kamar penginapan penuh.
“Banyak rombongan dari Malaysia dan warga yang ingin merayakan Maulid Nabi di Bawean. Kami berharap ada perhatian pemerintah, entah bantuan logistik atau solusi kapal pengganti,” harapnya.
Kepala Cabang Express Bahari Gresik, Reven Syah Putra, menegaskan pihaknya siap menambah jadwal keberangkatan jika surat penundaan dari KSOP dicabut.
“Hingga saat ini ada sekitar 800 calon penumpang yang tertahan. Dua kapal kami, Express Bahari 6F berkapasitas 250 penumpang dan 3F berkapasitas 400 penumpang, siap beroperasi begitu izin diberikan,” jelasnya.
Kepala KSOP Gresik, Capt Herbert EP Marpaung menegaskan, penundaan akan berlaku sampai kondisi laut benar-benar aman.
“Keberangkatan ditunda sejak 2 September hingga cuaca normal sesuai rekomendasi BMKG,” tegasnya.
Editor : Akhmad Sutikhon