kabargresik.com – Kepulan asap kebakaran yang terjadi di Universitas Gresik (Ungres) pada Rabu siang (26/04) mengakibatkan ratusan civitas akademik mulai dari dosen, mahasiswa hingga karyawan kampus panik, bahkan sebagian besar terluka parah.
Beberapa personel dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan tim keamanan internal kampus dikerahkan untuk menyelamatkan korban.
Tak lama kemudian, beberapa relawan dari Muhammadiyah Distate Medical Center (MDMC), Tim medis dari beberapa rumah sakit mengevakuasi korban. Disamping itu, dua tim pemadam kebakaran menerobos si jago merah untuk memadamkan api.
Seluruh kejadian tersebut merupakan simulasi penanganan kedaruratan bencana kebakaran pada gedung bertingkat yang digelar oleh Badan Pananggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik dalam rangka hari kesiapsiagaan bencana yang diperingati setiap tanggal 26 April.
“Latihan kesiapsiagaan bencana ini dalam rangka hari kesiapsiagaan bencana yang sudah diperingati sejak sepuluh tahun yang lalu, simulasi nasional ini digelar serentak dalam rangka menghadapi bencana” kata Abu Hassan Kepala BPBD Gresik usai simulasi kebakaran di halaman Universitas Gresik.
Promosi kegiatan simulasi kebencanaan, menurut Abu Hassan harus ditingkatkan untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi ancaman bencana. Selain itu, pihaknya menggandeng civitas akademik untuk mensosialisasikan kesiapsiagaan bencana ke masyarakat.
“Bencana tidak ada yang tahu, tapi dengan promosi kesiapsiagaan ini setidaknya bisa mengurangi dampak bencana tersebut. Selain itu, kami menggandeng mahasiswa untuk mensosialisasikan ke masyarakat untuk siaga bencana” papar Hassan kepada awak media.
Sementara itu, Rektor Universitas Gresik Prof Sukiat menyambut baik atas promosi kesiapsiagaan bencana yang diinisiasi BPBD, selain itu pihaknya akan menambah kurikulum kesiapsiagaan bencana kedalam mata kuliah wajib yang harus ditempuh setiap mahasiswa.
“Kami menyambut baik inisiasi BPBD dalam penanggulangan bencana. kami juga akan memasukkan kurikulum kedalam mata kuliah sekurang-kurangnya dua SKS. Kami juga siap menerjunkan mahasiswa menjadi relawan BPBD” ujar mantan dekan Fakultas Hukum, Universitas Gresik itu. (Akmal/k1)