Kasus Kepesertaan Mandiri Anisa, BPJS Kesehatan Gresik Mengaku Bukan Wewenangnya

- Editorial Team

Kamis, 17 Oktober 2019 - 18:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Anisa Tri Cahyani (7 Th) saat dikunjungi M Syahrul Munir anggota Fraksi PKB DPRD Kab Gresik dalam rangka pemberian kursi roda. [foto; Sutikhon]

Anisa Tri Cahyani (7 Th) saat dikunjungi M Syahrul Munir anggota Fraksi PKB DPRD Kab Gresik dalam rangka pemberian kursi roda. [foto; Sutikhon]

Anisa Tri Cahyani (7 Th) saat dikunjungi M Syahrul Munir anggota Fraksi PKB DPRD Kab Gresik dalam rangka pemberian kursi roda. [foto; Sutikhon]
Kabargresik.com – Kasus Anisa Tri Cahyani (7 tahun) putri ketiga dari pasangan Sumarno dan Ny Mualfah, warga Raci Tengah, Sidayu Gresik yang mengalami Cerebral Atrophy atau pengecilan otak dan  tidak masuk sebagai peserta Kartu Indonesia Sehat (KIS)  Penerima Bantuan Iuran (PBI) dari pemerintah padahal orangtuanya adalah peserta PBI menurut Kepala BPJS Kesehatan Cabang Gresik bukanlah kesalahan pihaknya.

Tanya Rahayu, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Gresik saat Dikonfirmasi, Kamis (17/10) mengatakan pihaknya hanyalah melakukan input data dari kementrian sosial terkait kepesertaan KIS PBI.

“Penambahan/pengurangan PBI merupakan kewenangan Kementerian Sosial. Termasuk perubahan status kepesertaan PBI atas nama Anisa Tri Cahyani. Terkait alasan perubahan dapat di konfirmasi ke dinas terkait” ujar Tanya Rahayu singkat.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Anisa Tri Cahyani (7 tahun) sejak lahir menderita Cerebral Atrophy atau pengecilan otak.

Anisa sering kejang-kejang dan demensia. Gangguan yang didapat termasuk kehilangan memori, kesulitan mengekspresikan sesuatu dengan bahasa ataupun sekedar memahami apa yang diinginkannya.

Anisa Tri Cahyani, lahir dari keluarga kurang mampu. sang bapak bekerja mencari ikan kepiting di kali dengan penghasilan yang titak tetap sedangkan ibunya seorang buruh cuci pakaian tetangga.

Baca Juga :  Buku K06 Mulai Langka

Saat ini Anisa dilakukan terapi dan pemeriksaan kondisinya di RS.Fatma Medika 2 kali dalam 1 minggu dengan menggunakan BPJS kesehatan Mandiri Kelas 3.

Sumarno berharap Anisa bisa sehat dan beraktivitas sebagaimana anak seusianya. Namun, dikarenakan keterbatasan biaya. Baik untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dan transportasi selama pengobatan. Mereka  harus pasrah.

“Dokter menyarankan membawa Anisa ke Karang Menjangan (RSUD dr. Soetomo, red) Surabaya untuk melakukan CT Scan. Namun kami belum bisa kesana karena tidak ada biaya transportasinya,” jelas Sumarno.

“Anisa punya KIS tapi cuma bisa dipakai selama 1 tahun, selebihnya tidak bisa di pakai lagi, akhirnya kata Pihak BPJS disuruh daftar BPJS Mandiri saja,” ujar Mualfah sang ibu dengan mata berkaca-kaca.

Anisah saat lahir dia harus dilakukan perawatan khusus dan saat itu orangtuanya mendaftarkan anisah ke BPJS kesehatan secara mandiri karena ingin segera mendapatkan perawatan khusus.

Baca Juga : Dewan sidak jalan Betoyo-Dagang yang progresnya lambat

Aneh Bapak Dan Ibu Tercover KIS Tapi Anak Harus Ikut BPJS Kesehatan Mandiri

Selang satu tahun, Anisa masuk dalam daftar penerima Kartu Indonesia Sehat (KIS) penerima PBI atas biaya pemerintah, karena orangtuanya masuk dalam katagori keluarga miskin dan mendapatkan KIS PBI. namun pada tahun ke dua, kartu KIS Anisah terblokir karena sistem menolak akibat pendaftaran ganda. Oleh bidan desa orang tua Anisah disarankan ke kantor BPJS Kesehatan untuk mengurusnya. dan saat diurus, pihak BPJS Kesehatan mensyarankan untuk mengikuti kepesertaan mandiri BPJS Kesehatan.

Baca Juga :  Buruh PT SPU Tuntut Pesangon Di PHI

Melihat penderitaan Anisah, membuat Syahrul Munir anggota dewan dari Fraksi PKB Kab Gresik bersimpati dan memberikan kursi roda agar Anisah bisa beraktifitas diluar.

“kita prihatin dengan kondisi Anisah dan juga bingung kok bisa salah satu keluarga tidak masuk dalam jaminan kesehatan padahal dalam satu kartu keluarga dan sah sebagai anak,” ujar Syahrul dirumah Anisah, Rabo (16/10).

Politisi asal Manyar ini juga menyoroti sistem data yang digunakan dalam melayani warga Miskin.

“kami akan tanyakan ke dinas sosial dan BPJS Kesehatan Gresik kenapa kok bisa seperti ini, seharusnya tidak perlu terjadi,” tegas Syahrul Munir. (tiko)

Follow WhatsApp Channel www.kabargresik.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

KSOP Gresik Gelar Tabur Bunga di Laut Harhubnas
Motor Tertabrak Truk di Tenaru, Satu Pelajar Tewas
Oknum DPRD Gresik Diduga Minta Rumah Murah Saat Sidak
Bayi Perempuan Ditemukan di Jalan Desa Tebalo
Mahasiswa Gresik Meninggal Tertabrak Truk di Panceng
Dua Pelaku Curanmor di Driyorejo Dihajar Massa
Pria di Kebomas Ditemukan Tewas di Kontrakan
Ojol Gresik Antusias Ikuti Cek Kesehatan Gratis
Berita ini 22 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 17 September 2025 - 14:59 WIB

KSOP Gresik Gelar Tabur Bunga di Laut Harhubnas

Selasa, 16 September 2025 - 12:27 WIB

Motor Tertabrak Truk di Tenaru, Satu Pelajar Tewas

Senin, 15 September 2025 - 20:17 WIB

Oknum DPRD Gresik Diduga Minta Rumah Murah Saat Sidak

Sabtu, 13 September 2025 - 23:02 WIB

Bayi Perempuan Ditemukan di Jalan Desa Tebalo

Kamis, 11 September 2025 - 18:08 WIB

Mahasiswa Gresik Meninggal Tertabrak Truk di Panceng

Berita Terbaru

Peristiwa

KSOP Gresik Gelar Tabur Bunga di Laut Harhubnas

Rabu, 17 Sep 2025 - 14:59 WIB

Muhammadiyah Gresik

Menggali Pesan Moral dalam Film, Selalu Ada Peran Ayah-Ibu di Balik Sukses Anak

Selasa, 16 Sep 2025 - 18:27 WIB

Kriminal

Polres Gresik Tangkap 20 Tersangka Narkoba

Selasa, 16 Sep 2025 - 13:54 WIB

Peristiwa

Motor Tertabrak Truk di Tenaru, Satu Pelajar Tewas

Selasa, 16 Sep 2025 - 12:27 WIB