kabargresik.com Tiga per empat yang menderita diabet selama masa kehamilan tidak melakukan pemeriksaan lagi atas penyakitnya tersebut setahun setelah melahirkan, berdasar penelitian yang baru dilakukan di Institute Kesehatan Harvard di Boston.
“Hal ini mengkhawatirkan, tapi tidak mengejutkan,” kata Dr Emma Morton pengajar di Institute Kesehatan Harvard di Boston.
Dalam banyak kasus, kehamilan dengan resiko diabet akan teratasi setelah proses kehamilan. Namun dalam kasus yang lain, ada juga wanita yang mengalami diabet type 2. Organisasi kesehatan seperti organisasi doker kandungan dan kebidanan Amerika menyarankan agar wanita yang mengalami kehamilan dengan resiko diabet melakukan pemeriksaan terhadap gula darah 6 sampai 12 minggu setelah melahirkan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Wanita yang memiliki riwayat kehamilan dengan resiko diabe, beresiko menderita diabet 7 kali lebih tinggi sepanjang hidupnya,”Morton – Eggleston mengatakan pada Reuter saat dihubungi melalui telephone.”Resiko akan hal tersebut terus mengalami peninģkatan dalam 10 tahun terakhir,” lanjutnya.
Penelitian yang digunakan untuk asuransi komersial mengklaim telah melakukan penelitian terhadap 440.000 wanita yang melahirkan sedikitnya sekali antara tahun 2000 sampai 2012, termasuk 32.253 wanita yang mengalami kehamilan dengan resiko diabet. Setahun setelah melahirkan, hanya 25% yang melakukan pemeriksaan terhadap gula darah mereka berdasarkan data dari asuransi.
Kesadaran untuk melakukan pemeriksaan terhadap gula darah meningkat dari 2% pada tahun 2001 menjadi 7% pada tahun 2011,
Wanita Asia lebih suka melakukan pemeriksaan gula darah daripada wanita eropa. Sebagai tambahan tes kadar gula menunjukkan 36 % wanita di negara bagian barat setelah 12 minggu melahirkan, bandingkan dengan 19% wanita di utara dan 18 % di selatan.
Wanita yang mengunjungi tempat pendidikan kesehatan, seelah melahirkan lebih suka melakukan pemwriksaan gula darah dari pada yang lain menurut laporan perkumpulan dokter kandungan dan bidan.
Wanita yang mengalami kehamilan dengan resiko diabet dan tidak melakukan pemwriksaan mungkin akan mengalami kenaikan kadar gula dan resiko terserang diabet, kalau nantinya hamil lagi dan pada masa kehamilan itu janin yang dikandungnya beresiko terkena diabet dan mengganggu proses kehamilan.” kata Morton-Eggleston.
Untuk melakukan pemeriksaan setelah melahirkan idealnya dalam waktu 6 sampai 12 minggu tergantung dari kebutuhan, wanita yang mengalami kehamilan dengan resiko diabet seharusnya melakukan pemeriksaan sertiap satu sampai 3 tahun sekali, seperti dikutip dari Channel NewsAsia.
“Bagi sebagian besar wanita, sebenarnya berat untuk datang melakukan pemeriksaan jika sudah punya anak. Sulit untuk secara rutin control,” Morton – Eggleston menambahkan. “Dan kamu seharusnya terus berkomunikasi dengan Dokter kandungan agar mendapat perhatian khusus akan hal itu.”lanjutnya, sehingga hal itu tidak menyulitkan dokter untuk melaksanakan tugasnya.
“Jika kamu menemukan adanya diabet atau kadar gula darah yang tidak normal lebih cepat, merupakan salah satu cara untuk menghindari terkena penyakit diabet,” dia berkata. “Mengetahui lebih dini akan hal ini sangat penting, sehingga dapat mengubah pola makan dan melakukan olahraga agar mengurangi resiko terkena penyakit diabet.” (CNA/Gunawan)