Pemerintah tengah mempercepat langkah digitalisasi pendidikan lewat pembagian 330 ribu smart TV ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Program ini dijalankan berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2025 tentang Revitalisasi Satuan Pendidikan, SMA Unggul Garuda, dan Digitalisasi Pembelajaran.
Hingga November 2025, pemerintah menargetkan 100 ribu sekolah sudah menerima perangkat interaktif tersebut. Tujuan utamanya, pemerataan kualitas pembelajaran, solusi kekurangan guru, hingga dukungan bagi sekolah di daerah terpencil agar bisa belajar jarak jauh.
Salah satu sekolah yang sudah merasakan manfaat program ini adalah SMP Negeri 1 Gresik. Di sana, pembelajaran dengan Interactive Flat Panel (IFP) atau smart TV telah digunakan secara aktif di kelas.
“Senang sekali bisa belajar secara interaktif. Biasanya hanya pakai buku, sekarang bisa menggunakan Smart TV atau IFP,” kata Intan, salah satu siswa SMPN 1 Gresik.
Menurutnya, belajar dengan IFP membuat suasana kelas lebih menarik dan mudah dipahami. “Di zaman yang terus maju ini, belajar pakai IFP membuat kami lebih paham. Pembelajaran jadi tidak membosankan,” tambahnya.
Kepala SMPN 1 Gresik, Beri Avita Prasetiya, mengatakan pemanfaatan smart TV di sekolahnya sudah dilakukan sejak bantuan diberikan oleh Presiden Prabowo.
“Kami dari UPT SMP Negeri 1 Gresik sudah memanfaatkan smart TV atau IFP ini sejak pertama diberikan. Setiap minggu kami terapkan dalam kurikulum pembelajaran,” jelasnya.
Beri berharap penggunaan smart TV dapat menambah semangat belajar siswa dan membuat guru lebih adaptif terhadap kemajuan teknologi.
“Semoga pembelajaran digital seperti ini bisa menumbuhkan semangat baru, baik bagi siswa maupun guru, agar tetap selaras dengan perkembangan zaman,” ujarnya.
Editor : Akhmad Sutikhon












