Assessment akhir semester ganjil yang berlangsung pada 1–10 Desember 2025 tidak hanya diikuti sekolah reguler. Sekolah Rakyat di Gresik turut melaksanakan kegiatan penilaian tersebut.
Para siswa Sekolah Rakyat umumnya berasal dari keluarga desil 1 dan 2. Kondisi ini membuat sebagian dari mereka memiliki pengalaman belajar yang terbatas. Berdasarkan Sensus Ekonomi BPS 2026, Jawa Timur dan Jawa Tengah menjadi dua provinsi dengan jumlah tertinggi anak usia sekolah yang tidak atau belum bersekolah.
Di Jawa Timur tercatat 23.041 anak usia SD, 35.563 usia SMP, dan lebih dari 400 ribu anak setara SMA masuk kategori tersebut.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Motivasi Belajar Masih Rendah
Kepala Sekolah SRMA 37 Gresik, Rangga Pratama Wahyudiarta, mengatakan motivasi belajar siswa Sekolah Rakyat masih rendah. Kemampuan awal mereka juga terbatas sehingga capaian pembelajaran ditetapkan pada materi paling dasar.
“Tantangan hadir dari rendahnya motivasi siswa untuk belajar serta kemampuan awal mereka. Bahkan di bulan awal ini kita meminimalisir capaian pembelajaran dengan materi yang paling dasar,” ujarnya.
Fokus Awal pada Kesehatan dan Gizi
Rangga menjelaskan bahwa pada semester pertama, fokus utama bukan pada target akademik. Penanganan kesehatan, pemenuhan gizi, serta kenyamanan siswa dalam kehidupan berasrama menjadi prioritas.
“Untuk semester ini mereka mendapatkan penanganan kesehatan dan pemenuhan gizi terlebih dahulu. Sementara itu pengenalan kehidupan berasrama dilakukan agar mereka merasa kerasan dan nyaman. Pembelajaran reguler dan ekstrakurikuler tetap berjalan tanpa target,” jelasnya.
Target Akademik Baru Dimulai Semester Depan
Memasuki semester berikutnya, capaian pembelajaran akan mulai dikejar sesuai ketentuan Kemdikdasmen. Selain itu, pembentukan karakter dan prestasi melalui ekstrakurikuler wajib juga menjadi perhatian.
“Semester depan targetnya adalah pemenuhan capaian pembelajaran yang ditetapkan Kemdikdasmen. Pembentukan karakter dan prestasi melalui ekstrakurikuler wajib seperti paskibra dan pramuka juga diprioritaskan, termasuk disiplin dan tanggung jawab di asrama,” ungkapnya.
Membuka Akses Pendidikan untuk Semua
Rangga menegaskan bahwa keterbatasan siswa ketika pertama kali masuk Sekolah Rakyat bukan hambatan untuk meraih pendidikan yang layak. Ia berharap mereka dapat mengakses pendidikan seluas-luasnya.
“Harapan saya tentu mereka bisa mendapatkan akses pendidikan seluas-luasnya sebagai bekal memutus rantai kemiskinan keluarga mereka,” pungkasnya.
Editor : Tiko











