Anggota Komisi IV DPRD Gresik, Noto Utomo, menggelar publik hearing bersama kelompok ibu-ibu di Desa Mlirang, Dusun Pereng Kulon. Forum ini menjadi ruang penyampaian aspirasi warga terkait pendidikan inklusif hingga penyerapan tenaga kerja bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan penyandang disabilitas.
Dalam forum, peserta menekankan pentingnya pembinaan bagi guru yang mendampingi siswa ABK. Selama ini, Unit Pelaksana Teknis (UPT) ABK hanya tersedia di wilayah kota, sehingga akses guru di daerah cukup terbatas. “Dengan adanya pembinaan, guru bisa lebih siap menghadapi siswa ABK sekaligus mendorong terwujudnya pendidikan inklusif,” ujar salah satu peserta.
Usulan lain yang mengemuka adalah pemberian insentif bagi guru pendamping ABK serta pembangunan Sekolah Luar Biasa (SLB) di wilayah pantura, mengingat fasilitas pendidikan untuk ABK di daerah utara Gresik masih minim.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, peserta juga menyoroti penyerapan tenaga kerja bagi lulusan ABK. Mereka meminta pemerintah memastikan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas benar-benar berjalan. Menanggapi hal itu, Noto Utomo menegaskan sudah ada ketentuan kuota 15 persen tenaga kerja disabilitas. “Yang terpenting bagaimana kuota itu dijalankan agar anak-anak disabilitas terserap dengan baik di dunia kerja,” katanya.
Tak ketinggalan, aspirasi terkait penyediaan fasilitas ramah disabilitas di ruang publik juga disampaikan. Noto memastikan semua masukan tidak berhenti di forum. “Kami sangat mendukung. Semua aspirasi akan kami masukkan dalam rencana kerja dan dibawa ke rapat komisi,” tegasnya.
Editor : Akhmad Sutikhon