Kabar Gresik – Tradisi Rebowekasan di Desa Suci, Kecamatan Manyar, berlangsung meriah. Sebanyak 25 tumpeng diarak sejauh satu kilometer dari Balai Desa menuju Masjid Mambaut Thoat yang berada di dekat Sendang Sono, peninggalan Sunan Giri.
Ribuan warga ikut menyemarakkan arakan. Ada yang mengusung tumpeng dengan penuh semangat, sementara lainnya sibuk merekam jalannya kirab menggunakan ponsel. Tradisi yang hanya digelar setahun sekali ini selalu ditunggu masyarakat.
Kepala Desa Suci, Ahmad Rizal, mengatakan Rebowekasan bukan hanya ritual keagamaan, tetapi juga wadah mempererat kebersamaan.
“Selain doa bersama, ada kirab tumpeng agung, selamatan desa, sholawat, hingga gebyar UMKM dan pasar malam. Semua kegiatan ini diharapkan semakin memperkuat nilai kebersamaan dan menumbuhkan semangat masyarakat,” ujarnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Camat Manyar, Hendriawan Susilo, memberi apresiasi atas kemeriahan tradisi tahun ini. Menurutnya, Rebowekasan memiliki nilai sejarah penting dalam perkembangan Islam di Gresik.
“Ke depan saya berharap kegiatan ini terus dilestarikan. Tradisi ini tidak hanya menjaga budaya, tetapi juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui keterlibatan UMKM,” jelasnya.
Hendriawan menambahkan, proses untuk menjadikan Rebowekasan Desa Suci sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) tengah berjalan.
“Kita tidak ingin budaya ini diambil alih daerah lain. Seperti halnya di Manyar sudah ada dua tradisi masuk WBTB, yakni makam Siti Fatimah binti Maimun di Desa Leran dan kolak ayam sanggring di Desa Gumeno. Kita dorong agar Rebowekasan Desa Suci bisa menyusul,” katanya.
Anggota DPRD Gresik, Khoirul Huda, menekankan pentingnya peran generasi muda dalam melestarikan budaya desa.
“Rebowekasan Suci sudah menjadi agenda tahunan. Saya berharap anak-anak muda memahami nilai budaya ini dan bisa melanjutkannya. Apalagi kirab tumpeng baru ada di masa kepemimpinan Pak Rizal. Semoga ke depan kepala desa selanjutnya bisa tetap melanjutkan tradisi ini,” bebernya.
Selain nilai budaya, Rebowekasan juga membawa berkah ekonomi. Selama tiga hari perayaan, deretan pedagang UMKM memadati sepanjang Jalan Kyai Haji Syafi’i dengan aneka kuliner khas, kerajinan, hingga produk lokal.
“Semoga kegiatan ini semakin mendongkrak UMKM lokal dan memberikan kesejahteraan bagi warga Desa Suci,” pungkas Rizal.
Editor : Tiko