Kabar Gresik – Sebanyak 75 siswa Sekolah Rakyat (SR) Gresik belum bisa menempati ruangan kelas karena belum rampung renovasi gedungnya. Akibatnya mereka melaksanakan sekolah daring.
Rencananya para siswa ini dijadwalkan mulai menempati asrama pada Selasa, 30 Juli 2025.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Gedung eks SMPN 30 Gresik dipilih karena lokasinya strategis dan cukup representatif untuk dijadikan tempat tinggal sementara.
Gedung ini tengah direnovasi untuk difungsikan sebagai tempat tinggal sementara siswa SR, ditargetkan rampung sepenuhnya pada 24 Juli mendatang. Dalam jangka panjang, pemerintah daerah berencana membangun gedung khusus untuk Sekolah Rakyat secara permanen.
Kepala Dinas Cipta Karya, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DCKPKP) Kabupaten Gresik, Ida Lailatusa’diyah, menyampaikan, bahwa progres pengerjaan saat ini terpantau terus menunjukkan perkembangan positif. Pekerja tengah menuntaskan sejumlah bagian penting seperti pemasangan plafon dan pembangunan kamar mandi untuk asrama.
“Secara progres, di beberapa titik pekerjaan bahkan telah melampaui target. Lebih cepat dari perkiraan,” ungkapnya.
Meski terdapat beberapa tambahan pekerjaan di lapangan, Ida optimistis seluruh renovasi akan selesai tepat waktu. Gedung tersebut menjadi bagian penting dari persiapan operasional Sekolah Rakyat, yang merupakan program unggulan untuk mendidik anak-anak dari keluarga rentan secara berasrama.
Asrama sementara ini akan menjadi rumah kedua bagi 75 siswa yang berasal dari berbagai wilayah di Kabupaten Gresik. Nantinya, mereka akan menempuh pendidikan sekaligus mendapatkan pembinaan karakter dan kemandirian melalui program Sekolah Rakyat yang diinisiasi oleh Kementerian Sosial RI.
“InsyaAllah tuntas sesuai jadwal. Pekerjaan berjalan dengan baik meskipun ada beberapa tambahan pengerjaan minor,” imbuhnya.
Meski tahun ajaran baru 2025/2026 resmi dimulai pada Senin, 14 Juli lalu, para siswa SR belum mengikuti kegiatan pembelajaran langsung di sekolah.
Kepala Dinas Sosial Gresik, dr Ummi Khoiroh menjelaskan, saat ini siswa sedang menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) secara daring dari rumah masing-masing.
“MPLS diawali dengan cek kesehatan lengkap bagi seluruh siswa. Setelah itu, kegiatan daring dilakukan sambil menunggu gedung asrama dan ruang belajar siap digunakan,” jelasnya.
Kegiatan daring tersebut meliputi pengenalan kepala sekolah, guru-guru, serta orientasi dasar yang disampaikan langsung melalui panduan dari Kementerian Sosial. Program ini bertujuan agar siswa lebih siap secara mental dan emosional ketika mulai tinggal di asrama.
Sekolah Rakyat Gresik sendiri dikategorikan sebagai sekolah tipe 1B. Artinya, operasional penuh dan pembelajaran tatap muka baru akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2025.
Meski demikian, interaksi awal antara siswa dan tenaga pendidik sudah mulai dilakukan agar proses adaptasi berjalan lancar sejak awal.
Sementara itu, Wakil Bupati Gresik Asluchul Alif, telah meninjau langsung progres renovasi bangunan Sekolah Rakyat di eks gedung UPT SMPN 30, Sidayu, Senin (14/7) lalu. Ia memastikan pengerjaan yang dilaksanakan oleh Nindya Adhi KSO itu akan rampung sebelum 17 Agustus 2025. Nantinya, sekolah ini akan menjadi rumah belajar bagi 75 siswa dari keluarga miskin Desil 1.
“Alhamdulillah dikerjakan dengan baik. InsyaAllah sebelum tanggal 17 Agustus, pembangunan atau renovasi sudah selesai,” pungkasnya.
Penulis : Daniel Andayawan
Editor : Akhmad Sutikhon