Kasus pencurian motor yang melibatkan tiga bocah sekolah dasar (SD) di Gresik kini ditangani serius oleh Balai Pemasyarakatan (Bapas) Surabaya. Ketiga Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH), berinisial F (12), HR (9), dan NA (10), sebelumnya terlibat dalam sejumlah aksi pencurian motor di beberapa lokasi di Gresik. Saat ini, mereka telah dipindahkan ke Bapas untuk menjalani asesmen dan rehabilitasi.
Kepala Dinas KBPPPA Gresik, dr. Titik Ernawati, menjelaskan bahwa langkah ini diambil untuk memastikan ketiga anak tersebut mendapatkan pembinaan yang tepat. _”Ketiga ABH ini telah melakukan pencurian berulang kali. Di Bapas, mereka akan menjalani asesmen untuk menentukan langkah-langkah rehabilitasi sosial dan spiritual,”_ ungkapnya.
Program rehabilitasi di Bapas mencakup pembinaan fisik, psikis, sosial, dan spiritual. Hal ini bertujuan untuk membantu anak-anak memahami kesalahan mereka sekaligus mencegah tindakan kriminal di masa depan. _”Anak FN, khususnya, perlu menjalani rehabilitasi intensif karena kebiasaan mencurinya sudah sering dilakukan, baik di lingkungan rumah maupun sekolah,”_ tambah dr. Titik.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, pihak Bapas juga berkoordinasi dengan UPT Perlindungan Sosial dan Rehabilitasi Sosial Marsudi Putra (PRSMP) Surabaya, tempat ketiga ABH akan menjalani program rehabilitasi lebih lanjut. Rehabilitasi ini juga melibatkan pekerja sosial yang akan memberikan bimbingan untuk reintegrasi sosial.
Pekerja sosial akan membantu anak-anak ini memahami dampak perbuatan mereka terhadap masyarakat dan keluarga. _”Dukungan keluarga juga sangat penting. Kami merekomendasikan adanya penguatan keluarga inti sebagai upaya mendukung pemulihan anak-anak ini,”_ jelas dr. Titik.
Sementara itu, Wakil Bupati Gresik, dr. Asluchul Alif, menegaskan bahwa penanganan kasus yang melibatkan anak-anak harus berlandaskan pada kepentingan terbaik bagi mereka. _”Kami pastikan anak-anak ini diperlakukan secara manusiawi, dengan langkah rehabilitasi yang komprehensif untuk masa depan mereka,”_ ujarnya.
Langkah penanganan di Bapas diharapkan dapat memberikan kesempatan kedua bagi para ABH untuk tumbuh menjadi individu yang lebih baik. Selain itu, pihak terkait akan terus memantau perkembangan mereka selama proses rehabilitasi berlangsung.
Penulis : Daniel Andayawan
Editor : Tiko