Gresik – Puluhan ikan sepat ditemukan mati di saluran drainase Jalan Wahidin Sudiro Husodo, tepat di depan Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik. Peristiwa ini menimbulkan dugaan adanya pencemaran air akibat aktivitas penyetruman ikan atau pembuangan limbah rumah tangga.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup (PPKLH) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik, Zauji, mengatakan pihaknya masih menyelidiki penyebab kematian ikan tersebut.
“Untuk ikan mati sepat itu ada kemungkinan karena disetrum atau dari limbah rumah tangga. Kami akan dalami dulu terkait ikan mati tersebut,” ujar Zauji, Kamis (23/10).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak membuang limbah rumah tangga ke saluran air yang bermuara ke sungai. Menurutnya, tindakan tersebut dapat memicu pencemaran dan mengancam ekosistem air.
“Kalau nanti ada yang ketahuan menyetrum ikan, akan kami beri sanksi berupa surat peringatan,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Ketua III DPRD Gresik, Abdul Hamdi, menilai faktor cuaca juga bisa menjadi penyebab kematian ikan secara massal. Hujan deras yang mengguyur wilayah Gresik dalam beberapa hari terakhir disebut dapat mengubah suhu air secara drastis.
“Air panas karena cuaca kemudian bercampur dengan air hujan bisa menyebabkan ikan mati. Selain itu, limbah rumah tangga yang tidak memiliki tempat penampungan komunal juga ikut mencemari aliran kali,” ujar Hamdi.
Politisi PKB itu berharap masyarakat dan pelaku usaha lebih peduli terhadap pengelolaan limbah.
“Kami berharap setiap tempat usaha menyiapkan tempat limbah komunal agar tidak langsung dibuang ke kali,” tegasnya.
Salah satu warga, Danil, yang tengah menikmati kopi di sekitar lokasi, mengaku kaget melihat banyak ikan mengapung di permukaan air.
“Tadi saya mau ngopi, kok melihat banyak ikan mati. Airnya kelihatan jernih, tapi kayak bercampur minyak bekas,” katanya.
Pihak DLH Gresik berencana melakukan uji kualitas air untuk memastikan penyebab kematian ikan sepat di kawasan tersebut.
Editor : Tiko