Ratusan santri Ponpes Mambaul Ihsan Desa Banyuurip Kecamatan Ujungpangkah melaksanakan shalat ghaib untuk korban meninggal tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang.
Selain mendoakan ratusan korban tewas, doa juga dikhususkan untuk keasa Hidayatus Tsania, korban asal Kabupaten Gresik Jawa Timur yang merupakan alumni ponpes tersebut.
Pengasuh Ponpes Mambaul Ihsan, Nafisul Athok mengatakan, dia ikut berduka atas tragedi yang menimpa ratusan orang usai laga antara Arema FC dan Persebaya.
“Kita berdoa, istighosah dan shalat ghaib untuk korban meninggal. Tentu sangat berduka atas kejadian semalam di Stadion Kanjuruhan,” katanya.
Dikatakan Athok, doa juga dikhususkan ke korban tragedi Kanjuruhan Malang asal Gresik yang bernama Hadiyatus Tsaniah. Dia tercatat alumni pondok pesantren.
“Tragedi sampai menewaskan ratusan lebih orang ini, salah satu suporter yang wafat adalah santri kita, alumni kita di ponpes ini, semoga husnul khatimah,” ujarnya.
Selama di pondok, perempuan yang akrab disapa Sani ini sosok periang dan humble. Bahkan kata Athok, Almarhumah merupakan salah satu santri yang suka bergaul.
Setelah lulus dari pondok dan mengenyam pendidikan SMK, Sani berdomisili di Malang untuk melanjutkan studi. Dia juga sudah lulus dari PGMI di Unisma Malang.
“Sani dulu mondok disini selama tiga tahun, anaknya ceria, senang bergaul, habis SMK disini melanjutkan studi di Malang. Tentu kaget waktu tahu, dia wafat dalam tragedi itu,” jelasnya.
Sebelumnya, Perangkat Desa Banyuurip Mohammad Khizam menuturkan pemerintah mengucapkan bela sungkawa atas terjadinya tragedi Kanjuruhan.
“Kami mengucapkan belasungkawa, semoga Almarhumah dilapangkan kuburnya,” imbuhnya usai mengikuti pemakaman korban. Hingga kini pihak keluarga belum memberikan keterangan. (Tik)