Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani berencana merangkul buzzer dan influencer Gresik untuk menyampaikan data dan informasi pembangunan Gresik baru. Tapi apakah ini efektif.
Bupati Yani mengundang pegiat sosial media (Medsos) di Gresik di Pendopo Bupati, Sabtu (20/3/2021). Pegiat sosial media di Gresik diajak Yani untuk bersama-sama membangun Gresik baru dan terutama mendukung program 99 hari atau biasa dikenal dengan program 99 Hari Nawa Karsa Gresik baru.
Mereka akan dijadikan mitra pemerintah untuk mensosialisasikan program-program pemerintah dan hasil pembangunan Gresik.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Para Buzzer dan Influencer ini kabarnya akan mendapatkan kucuran dana dari Pemkab Gresik.
Menurut Gus Yani, peran influencer atau semacam seseorang yang memberi pengaruh di masyarakat memiliki peran tak kalah penting.
Bahkan sangat signifikan dalam membantu mempublikasikan pembangunan baik dalam menyajikan data akurat, serta mendongkrak pamor daerah melalui promosi potensi lokal seperti budaya, produk UMKM dan dinamisasi politik.
“Saya sangat mengapresiasi upaya teman-teman semua dalam menyajikan informasi kepada masyarakat, sehingga potensi pembangunan di Gresik bisa diketahui. Pemerintah perlu masukan dari para pegiat sosial untuk bisa membangun big data sehingga bisa dinikmati masyarakat,” ujarnya.

Menurut Zainal Arifin dari Mata Digital Social Media Management, terkait ide Bupati Yani mempunyai analisa khusus. Menurut Arifin., upaya Pemkab Gresik menggandeng pegiat Medsos merupakan terobosan baru, namun Arifin memberikan tekanan kepada Pemkab Gresik untuk berhati-hati baik dalam pemilihan akun maupun anggaran.
“Bupati Yani harus bisa membedakan mana yang Buzzer dan mana yang Influencer karena fungsi dan kerjanya berbeda” jelas Arifin.
Arifin mengingatkan Penggunaan jasa influencer untuk sosialisasi kebijakan, rentan membawa Pemerintah untuk memiliki kebiasaan mengambil jalan pintas.
“Nanti bisa timbul kelatahan, untuk memuluskan sebuah kebijakan publik yang tengah disusun, Pemerintah gunakan jasa influencer untuk pengaruhi opini publik. Ini tidak sehat dalam demokrasi” tutur Cak Ipin panggilan akrap blogger Gresik ini.
“saya masih belum melihat Medsos yang menjadi influencer Pamkab Gresik pada periode Bupati Yani ini, yang ada adalah buzzer-buzzer yang mengambil data, rilis dan berita Pemkab Gresik dari Media Online untuk dinaikkan di Sosmed,” telisik Cak Ipin.
Kalau secara marketing, Cak Ipin lebih setuju Pemkab menggandeng influencer bukan Buzzer, “kalau influencer itu mereka bekerja dengan sesuai bidangnya, kalau isunya wisata, dia adalah pelaku wisata seperti guide Turis, kalau isu Politik, dia adalah Politikus beneran, tapi kalau buzzer, pemberi order tidak peduli identitasnya, yang penting memviralkan isu” jelas Cak Ipin.
Penggunaan anggaran dari Kas Pemda Gresik untuk Buzzer dan influencer bisa memicu model korupsi baru, karena pertanggung jawabannya perlu dipertanyakan. “mereka ini kan pribadi-pribadi, bisa jadi nantinya untuk bisa mengucurkkan dana menggunakan pihak ke tiga dan ini bisa memicu korupsi” terang Cak Ipin.
Cak Ipin malah mempertanyakan kerja kehumasan Pemkab Gresik dengan adanya kerjasama dengan akun medsos non pemerintah. ” lha ini apa kerja Humas Pemkab Gresik, kok akun yang diluar yang diminta untuk sosialisasi, ini yang seharusnya di benahi, bukan menggunakan pihak lain untuk sosialisasi” tanya Aripin.
Seperti diketahui akun medsos yang dikelolah Pemkab Gresik memang kurang menarik dilihat, selain grafisnya kaku, juga kurang informatif, kalah dengan medsos milik warga Gresik sendiri. Contoh sederhana bisa dilihat dari akun Instagram @pemkabgresik.
Dalam waktu dekat Pemda Gresik akan melaunching aplikasi Gresikpedia yang memungkinkan masyarakat bisa mengakses layanan pemerintah, baik layanan kependudukan, perbaikan infrastruktur, kependidikan dan lain sebagainya.
Aplikasi Gresikpedia yang akan dilaunching akhir Maret ini juga bisa diakses Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam menyampaikan data pembangunan kepada masyarakat.
“Untuk itu, kami butuh masukan dari para pegiat Medsos yang sudah sekian tahun berpengalaman mengelola Medsos, apa yang harus kami lakukan serta bagaimana cara mengelolanya,” Pinta Yani. (tik)